الحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ، وَلِيِّ المُتَّقِيْنَ،
وَنَاصِرِ عِبَادِهِ المُسْتَضْعَفِيْنَ، يَقْضِي بِالحَقِّ، وَهُوَ خَيْرُ
الفَاصِلِيْنَ. نَشْهَدُ
أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا هُوَ، وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، رَبُّ الأَوَّلِيْنَ
وَالآخِرِيْنَ. وَنَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
النُّوْرُ الهَادِي الأَمِيْنُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحَابَتِهِ وَالتَّابِعِيْنَ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ
الدِّيْنِ. وَنُصَلِّي وَنُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ،
وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ، وَأَصْحَابِهِ الغُرِّ
المَيَامِيْنِ. أَمَّا بَعْدُ. فَيَا أَيُّهَا المُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْنِي نَفْسِي وَإِيَّاكُمْ
بِتَقْوَى اللهِ وَأَحُثُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ. اتَّقُوا اللهَ فَإِنَّهَا
وَصِيَّةُ اللهِ، وَصَّى بِهَا الأَوَّلِيْنَ وَالآخِرِيْنَ. اتَّقُوا اللهَ وَمَا
تُقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوْهُ عِنْدَ اللهِ هُوَ خَيْرًا
وَأَعْظَمَ أَجْرًا وَاسْتَغْفِرُوا اللهَ إِنَّ اللهَ غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ فَقَدْ
قَالَ تَعَالَى وَقُلِ اعْمَلُوْا فَسَيَرَى اللّٰهُ
عَمَلَكُمْ وَرَسُوْلُهٗ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ وَسَتُرَدُّوْنَ اِلٰى عٰلِمِ
الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَۚ
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Mengawali
khutbah pada siang yang penuh keberkahan ini, Khatib berwasiat kepada diri
khatib pribadi dan kepada panjenengan semua untuk senantiasa berusaha
meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah dengan
menjalankan apa yang telah diperintahkan oleh Allah dan Rasulullah serta
meninggalkan apa yang telah dilarang oleh Allah dan Rasulullah.
Jamaah jum’at, Alhamdulillah kita memasuki bulan
kemerdekaan dan dapat menyambut dengan sukacita. Selain merayakan,
memperingati, dan mengenang jasa para pahlawan, ada banyak pelajaran dan hikmah
yang dapat diambil dari peringatan kemerdekaan RI. Salah satunya adalah kita
diingatkan pentingnya proses, bukan semata hasil.
Di satu sisi terdapat takdir Allah, dan kita hanyalah
makhluk. Kesuksesan apapaun yang kita hasilkan, sebenarnya bukan hakiki milik
kita, melainkan amanah, dan itu atas kehendak Allah. Kita tidak bisa menjadi
superman atau pahlawan super yang memiliki kemampuan tak terbatas. Inna lillahi
wa inna ilaihi rajiun (kalimat tarji’) bukanlah ucapan atau slogan kosong. Ini
adalah pengingat kita bahwa semua dari Allah.
Namun, di sisi lain, kita tidak boleh berdiam diri
atau tidak berusaha, dan hanya pasif atas keputusan Allah. Kita memang tidak
dapat mendikte Allah, tetapi takdir dan kuasa Allah berlaku di awal, di tengah,
maupun di akhir perjalanan usaha manusia. Di awal kita niatkan karena-Nya, di
tengah kita ikhtiar, dan di akhir kita berpasrah. Dalam bahasa lain ‘bismillah,
billah, dan lillah’ menjadi ekspresi dalam langkah kita.
Ikhtiar, usaha, ini merupakan tugas dan wilayah
manusia sebagai hamba. Bahkan Rasulullah, kekasih dan manusia paling dekat
(orang dalam) Allah saja dibuat sebagai contoh umatnya untuk berikhtiar,
berusaha. Dalam menyampaikan agama Islam Allah menyatakan: “Tugasmu wahai Muhammad tidak lebih dari menyampaikan”.
Bukan memberikan hidaya (Taufiq). Hidayah ada pada hak mutlak sang Pencipta,
sama seperti takdir. Dalam bab hijrah, Nabi pun juga tidak diperkenankan
mengambil jalan pintas. Dari sejarah kita tahu, bahwa Madinah adalah tujuan
yang jelas dan tepat untuk berhijrah dari Makkah, tetapi Allah tidak langsung
memerintah Nabi ke Madinah, ada prosesnya untuk ke sana, ada daerah lain yang
dilihat dan didatangi terlebih dahulu. Ada banyak contoh dari Al-Quran dan
sirah Rasul yang mengajarkan bahwa kewajiban sekaligus nilai dari usaha juang
manusia adalah ikhtiar/proses. Hasil adalah bonus yang tidak harus dibanggakan
(karena itu bagian dari ketentuan Allah), tetapi kita dapat bangga atas
ikhtiar, usaha, dan proses karena ini adalah wilayah kita.
Jamaah jum’at,
Kemerdekaan Indonesia adalah hasil, ini adalah ketentuan Allah,
kita wajib menyukurinya, tetapi kita tidak cukup hanya membanggakannya. Para
pejuanglah yang patut berbangga atas jerih payah perjuangan dan ikhtiarnya
hingga mengantarkan pada kemerdekaan ini. Tugas kita adalah berusaha untuk
tetap mempertahankan kemerdekaan dan memajukan Indonesia. Proses dan perjuangan
terus ada dalam langkah kehidupan kita, dalam hal apapun. Sebagai contoh,
berjuang dalam belajar dan bekerja.
Belajar adalah proses, ikhtiar, dan memang itu adalah tugas kita,
dari buaian hingga liang lahat. Tidak semata hasil, rangking, atau nilai yang
menjadi ukuran bagi Allah, tetapi bagaimana Allah melihat setiap proses yang
kita lakukan. Bisa saja dikatakan nilai, atau bahkan kepintaran adalah bonus
saja dari usaha. Dan tidak ada korelasi antara kecepatan belajar dengan tingkat
kepintaran atau kesuksesan seseorang nantinya. Ilmu adalah kebaikan, dan tidak
ada kebaikan yang sia-sia dalam tiap prosesnya.
Ibn Sina dikenal sebagai filsuf dan ahli bidang kedokteran dengan
banyak sekali karya. Itu adalah hasil, tetapi kiranya sedikit yang mencari tahu
bahwa kegiatan keseharian Ibn Sina, bahwa siangnya ia gunakan untuk menolong
pasien, sementara malamnya banyak dihabiskan untuk riset dan menulis. Ibn Sina
hanya satu dari banyak contoh para ulama yang harum namanya karena serius dalam
menjalani tugasnya berikhtiar dan berproses hingga memberikan hasil untuk umum.
Einstein sangat dikenal karena rumusnya tentang teori energi dengan rumusan
singkat E=mc kuadrat. Ringkas dan mudah sekali dihapal, tetapi untuk membuat
dan menelurkan idenya dibutuhkan proses yang berbulan-bulan pemikiran dan
percobaan.
Saat ini, di era internet yang semakin maju, manusia di satu sisi
banyak sekali dimudahkan. Banyak hal yang dulunya memerlukan waktu lama,
sekarang dengan cepat bisa diperoleh. Akan tetapi, manusia scroll, untuk
menyebut orang yang terbiasa dengan gadget telah kehilangan kenikmatan proses.
Banyaknya aplikasi pembantu menjadikan orang mengambil jalan pintas. Jika ia
menulis dan mengarang dari hasil bantuan aplikasi ini semata, dapatkan kita
menyebutnya penulis yang berprestasi, bisakah kita sandingkan dengan para
mushannif mukhlisin (pengarang kitab yang memang ikhlas dan lillah) sehingga
patut kita kirimi fatihah, Wallahu a’lam.
Demikian juga dengan bekerja dan kesuksesan. Itu membutuhkan
proses dan perjuangan. Dari sedikit demi sedikit, dari jatuh bangun dan masalah
hingga muncul kedewasaan, kepasrahan, dan kembali memompa semangat. Bekerja
menjadi dinamis. Akan berbeda jika bekerja dan kesuksesan diraih dengan jalan
pintas. Tentu nilai perjuangan dan berkahnya tidak sama dengan yang diawali
proses. Hal yang tanpa proses akan menjadi semu dan kurang bermakna.
Oleh
karena itulah Al-Quran menegaskan: “dan berkaryalah (beramallah)! Niscaya Allah
akan melihat (menilai) amalmu, juga rasulNya dan orang-orang beriman”. QS. At-Taubah [9]:105. Bahkan
Al-Quran membatasi penilaian itu pada amal: “maka barangsiapa yang berbuat
kebaikan walau sebesar dzarroh, niscaya Allah akan melihatnya (menilainya). Dan
barangsiapa yang melakukan kejahatan, walau sebesar dzarroh, niscaya Allah akan
melihatnya (menilainya)”. Mari kita isi dan jaga kemerdekaan dengan terus
belajar, bekerja, dan berkarya dan menikmati setiap prosesnya.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ،
وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ
وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ
مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ،
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ،
اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II اَلْحَمْدُ لِلهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ
لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، اِلَهٌ لَمْ يَزَلْ عَلَى
كُلِّ شَيْءٍ وَكِيْلًا. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ
وَخَلِيْلُهُ، أَكْرَمُ الْأَوَّلِيْنَ وَالْأَخِرِيْنَ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً
لِلْعَالَمِيْنَ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ
أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً
بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرَضِيْنَ أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا
الْحَاضِرُوْنَ اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ
مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ
وَالْجَمَاعَةِ وَالصَّوْمِ وَجَمِيْعِ الْمَأْمُوْرَاتِ وَالْوَاجِبَاتِ.
وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى
بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. إِنَّ اللهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ
عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا
تَسْلِيماً اللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ
سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ
سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللهم
اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ
وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ
وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ
عَامَةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ
يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى
عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ
أَكْبَرُ