Oleh: Moch Lukluil Maknun
Maasyiral
Muslimin Rahimakumullah, Pada kesempatan mulia ini mari kita terus meningkatkan
dan meneguhkan ketakwaan kita pada Allah SWT. Takwa inilah yang akan membedakan
kemuliaan seseorang di sisi Allah SWT dibandingkan dengan orang lain.
Sebagaimana ditegaskan dalam QS Al Hujurat ayat 13: اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ
اَتْقٰىكُمْ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ Artinya: “Sesungguhnya yang
paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.
Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.”
Jamaah jumat rahimakumullah, pada kesempatan ini mari kita
mengkaji satu ayat surat At-Taubah ayat 122 sebagaimana yg khatib sebutkan di
awal. Surat At-Taubah merupakan satu-satunya surat dalam mushaf yang tidak
mencantumkan basmalah. Di antara riwayat penjelasannya, dalam tradisi Arab
jahiliyah dahulu, jika mereka melakukan perjanjian dengan sebuah kaum atau
kabilah yang lain dan hendak memutuskan perjanjian tersebut, maka mereka
mengirimkan sepucuk surat pemutusan tanpa mencantumkan kalimat basmalah. Pun demikian,
ketika umat Islam memutuskan perjanjian dengan orang-orang musyrik, Nabi
mengutus Sayyidina Ali untuk membacakan surat di atas (at-Taubah) di hadapan
mereka tanpa diawali dengan bacaan basmalah, sesuai adat mereka. Surat
Madaniyah dengan jumlah 129 ayat ini termasuk surat yang turun di akhir masa
kerasulan Nabi, dengan nomor urut 113 dari 114 jumlah surat Alquran. Sebagai surat
akhir, kandungan surah at-Taubah ini lebih menekankan pada upaya bagaimana menata kehidupan
umat Islam yang solid agar tidak mudah diganggu oleh pihak-pihak yang
sewaktu-waktu dapat merusak kehidupan umat Islam.
Ayat
122 at Taubah ini masih dalam konteks perang (perang tabuk dan menghadapi
tentara Ruum), jihad, dan pemertahanan kedaulatan maupun kemaslahatan umat
islam. Di saat itu, nabi juga memerintahkan atau menghendaki para sahabat pergi
haji, namun diembargo oleh musyrikin makkah, sehingga perlu perjanjian, dengan
utusan Sayyidinan Ali.
Arti
redaksional ayat 122 kurang lebih: “dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu
semuanya pergi (ke medan perng). Mengapa sebagian dari setiap golongan di
antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama dan untuk memberi
peringatan keapda kaumnya apabila mereka telah kembali agar mereka dapat
menjaga dirinya.”
Asbabun
Nuzul ayat 122 ini di antaranya diriwayatkan dari Abdullah bin Ubaid bin Umair:
“Ketika kaum mukminin diperintahkan untuk berjihad, mereka bersemangat dan
bergegas keluar untuk berperang sehingga mereka meninggalkan Rasulullah dan
orang-orang yang lemah di Madinah” lalu turunlah ayat ini.
Intisari
ayat ini adalah perintah menuntut ilmu. Allah tidak memerintahkan secara
keseluruhan orang yang beriman untuk berjihad. Melainkan, sebagian dari mereka
ditugaskan mencari ilmu pengetahuan sehingga mereka nantinya dapat mengajar
kepada lainnya. Dengan demikian keimanan mereka semakin teguh dan tidak
terjebak pada kebodohan yang mengantarkan ke arah kehancuran.
Jamaah jumat Rahimakumullah, pada konteks keindonesiaan, banyak ulama kita yang
sangat berjasa tidak hanya memobilisasi masyarakat dan rakyat untuk turut
berjihad membela negara. Tidak hanya memikirkan kedaulatan negara, para ulama
kita juga tetap menjadi wakil (thaifah, fiah qalilah) bagian kecil yang
memperdalam agama, berdakwah, mengajar, dan juga menuliskan tinggalan berupa
kitab yang terus dapat dipelajari hingga kini. Sebagai contoh ulama kita
seperti, KH Ahmad Rifai Kalisalak (1787 M); Syaikh Nawawi Banten (lahir 1813
M); Mbah Soleh Darat (lahir 1820 M); Syaikh Khalil Bangkalan (lhr 1820 M); guru
dari Syaih Mahfudz Termas, KH Hasyim Asyari, KH Ahmad Dahlan, dlsb.
Kembali
kepada ayat 122 di atas, dapat dikatakan bahwa pencari ilmu tidak kalah utama
daripada berjihad di medan perang. Konteks perintah mencari ilmu dan
memperdalam ilmu agama tidak berhenti meskipun masa perang di medan laga usai.
Sangat diperlukan sosok-sosok ulama yang alim, menyebarkan islam yang penuh
rahmat, moderat, nasionalis, dan tidak berpikir sempit. Kita sebagai orang tua
perlu membekali generasi anak cucu kita dengan keilmuan agama pula, dan kita
dukung sepenuhnya. Semoga kita tidak tergolong orang yang memaksakan kehendak
kepada anak cucu untuk belajar dalam rangka kepentingan dunia semata,
kepentingan bekerja semata. Wallahu A’lam.
Demikian
khutbah singkat kali ini, semoga kita diberikan kekuatan untuk menjadi orang
baik yang senantiasa suka membantu orang lain. Dan semoga Allah SWT memberikan
kekuatan kepada kita untuk dapat menghadapi berbagai masalah yang kita hadapi
dalam kehidupan di dunia ini. Mudah-mudahan bermanfaat.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى
اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ
وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ
هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ
إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى
وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى وَعَلَى آلِهِ
وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ
لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى
اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ
عَظِيْمٍ أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ
فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا
إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا
إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ اللهم ادْفَعْ عَنَّا
الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ
وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ . اللَّهُمَّ إِنِّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبَرَصِ وَالْجُنُونِ
وَالْجُذَامِ وَ مِن سَيِّئِ الأَسْقَامِ. إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
عِبَادَ اللهِ إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ
وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ
يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ
وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !