Hadirin rahimakumullah
Adalah sebuah kewajiban
bagi setiap khatib disetiap mengawali khutbah untuk mengajak dan mengingatkan para jama'ah
agar selau meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Oleh karena itu, marilah
kita bersama meningkatkan ketaqwaan kita kepada Nya dalam sebuah bentuk
perilaku menjalankan segala perintah Allah dan meninggalkan segala apa yang
dilarang oleh Nya. Apabila hal ini dapat kita wujudkan dalam kehidupan kita
sehari hari dengan rasa penuh keikhlasan maka niscaya kehidupan kita akan
senantiasa dalam naungan dan ridhaNya.
Kita memasuki
bulan ulang tahun kemerdekaan RI yang ke 77, semoga negara kita dapat “Pulih Lebih Cepat dan Bangkit Lebih Kuat”. Tiap tahun kita memperingati dan mengisinya dengan
berbagai agenda sebagai wujud kecintaan kita kepada negeri ini. Kita sebagai
muslim harus yakin bahwa hal ini adalah sebagai perwujudan juga dari keimanan
kita. Hubbul wathan minal iman.
Pada kesempatan khutbah kali ini ijinkan khatib
menyampaikan hikmah dan introspeksi yang dapat kita petik dari karya sastra
atau karya seni. Tentu saja khatib ingin menyajikan contoh yang kiranya relevan
untuk kita renungkan di momen kemerdekaan negara kita.
Ada sebuah film Barat tahun 2006 berjudul “Idiocracy”,
karya Mike Judge. Film itu menyebutkan latar tahun 2005 terdapat uji coba
proyek penemuan ilmiah mesin hibernasi manusia. Manusia yang dinyatakan sehat
secara medis dapat dikurung dalam kapsul atau peti hibernasi selama beberapa
tahun. Dua orang yang dijadikan objek penelitian sudah ditemukan, laki-laki dan
perempuan, dengan kriteria dan perijinan yang sesuai. Akan tetapi, proyek
tersebut akhirnya tidak disetujui, padahal dua orang sudah terlanjur masuk pada
mesin hibernasi.
Di sisi lain, seiring waktu, perkembangan kehidupan
dunia tidak bergerak ke arah yang diharapkan. Idealnya semakin maju jaman, maka
semakin baik pola kehidupan, pendidikan, dan seterusnya. Nyatanya, penjajahan
teknologi dan pola hidup modern memenangkan pertarungan itu. Tren yang
terbentuk adalah manusia semakin bodoh, semakin terarah pada kebebasan, kehidupan
instan, dan pemenuhan nafsu. Tren yang banyak diikuti misalnya tontonan humor
yang tidak cerdas, pornografi, game, dst. Sebaliknya, tren pendidikan semakin
kurang diminati dan ditinggalkan. Terdapat dua kelompok yang saling berperang
ideologi. Para ilmuwan dan orang terpelajar kalah suara. Tahun demi tahun,
termasuk juga sisi perkembangan manusia mengalami dampaknya.
Dicontohkan, orang berpendidikan yang semakin sedikit
dan kalah hanya berhubungan dan menikah dengan sesama yang berpendidikan.
Mereka memiliki idealism yang sampai pada menganggap keturunan itu memiliki
resiko dan tanggungjawab besar. Pada akhirnya generasi yang diturunkan oleh
orang-orang berpendidikan menurun drastic bahkan punah. Di sisi lain, orang
yang tidak berpendidikan dan bermoral rendah semakin banyak. Mereka tidak hanya
monogami, bahkan poligami, atau lebih dari itu memiliki keturunan yang tidak
sah. Pola kehidupan yang rusak otomatis juga terwariskan dari generasi ke
generasi.
Puncaknya, setting waktu berada pada tahun 2530. Saat
itu dunia sangat kacau, dihuni oleh orang-orang bodoh dengan moral rendah.
Kapsul hibernasi dua orang tadi terbuka. Setelah berhasil melakukan
penyesuaian, keduanya pun, yang sebelumnya orang biasa dan buangan, menjadi
orang paling pintar dan paling moralis di dunia baru itu. Sedikit demi sedikit
keduanya terpanggil dan berperan memperbaiki keadaan dunia yang rusak.
Itu adalah satu dari banyak film atau karya seni. Banyak karya seni dan sastra lainnya yang dapat ditarik hikmahnya. Terkait mesin waktu dan perpindahan alam, ada banyak film dan cerita tentangnya. Bukankah di animasi Doraemon dikenalkan mesin waktu dan pintu kemana saja juga? Dalam hikayat ada misalnya Hikayat Tamim ad-Dari, salah seorang sahabat Nabi yang diculik jin Ifrit melintasi berbagai alam, saat kembali ia menjadi kaya pengalaman dan pencerita yang bijak. Di dunia Islam banyak kisah hikmah para Sufi misalnya yang mengalami trance baik berhubungan dengan makhluk lain atau mendapat wahyu lewat mimpi. Bahkan, Nabi Muhammad diperjalankan Isra Mikraj dan mendapat ajaran salat lima waktu kita peroleh riwayatnya melalui cerita. Poin penting dari kisah dan cerita demikian adalah ilmu dan pengalaman didapatkan dari melihat dunia luar, daerah luar. Bahkan kata Nabi, Uthlubul Ilm walau Bis Siin. Jika memang perlu mencari ilmu sampai ke Cina, pergilah. Istilah yang populer saat ini, jangan sampai kita maen kurang jauh, dolan kurang adoh, ngopi kurang kentel, dst.
Jamaah jumah rahimakumullah
Kembali ke konteks
sebelumnya. Kita sebagai muslim diberi pesan oleh Nabi untuk menciptakan
generasi muslim sekaligus generasi bangsa yang berkualitas. Selain
mensyariatkan pernikahan, hikmah, dan aturan di dalamnya seperti banyak dalam
Surat An Nisa, Nabi juga mengajarkan kepada kita untuk menciptakan generasi
yang berkualitas.
تَزَوَّجُوا الْوَدُودَ الْوَلُودَ فَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمُ الْأُمَمَ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Artinya, “Menikahlah kalian dengan perempuan yang paling dicintai dan
paling banyak memberi keturunan. Sebab, aku akan membanggakan banyaknya jumlah
kalian atas umat-umat lain pada hari Kiamat,” (HR Ahmad).
Dalam memaknai hadits
ini, tentu nabi tidak berharap hanya jumlah umat islam yang banyak saja, namun
kita juga harus berkhusnudzan Nabi menghendaki umat yang berkualitas. Bagaimana
ukuran menjadi manusia yang berkualitas? Jika dalam Islam, tuntunan menjadi
umat muslim yang baik yang beriman dan bertakwa tak kurang banyaknya. Adapun
ukuran berkualitas di luar bahasa agama, maka kata nabi: “Antum a’lamu
biumuuri dunyakum”, kita yang lebih tahu. Kita secara lazim tahu, bahwa keluarga
dan generasi yang berkualitas yang seperti apa, pendidikan seperti apa, pola
hidup seperti apa. Jika kita sudah tahu mana yang baik, mari bersama kita
berusaha mewujudkannya, paling tidak dalam lingkungan terkecil kita, keluarga
kita, dan masyarakat kita.
Kita tidak mampu
melawan arus kemajuan jaman dan teknologi. Akan tetapi, kita diberi akal dan
hati untuk dapat mengerem pola hidup kita. Kita mendapat tugas sebagai orang
tua yang menjadi contoh dan mengarahkan anak dan keturunan kita. Meskipun
berat, ini adalah tugas kita.
Demikian, di
antara sikap yang dapat kita lakukan baik sebagai warga negara bangsa Indonesia
juga sebagai muslim. Hendaknya jiwa nasionalisme senantiasa kita pupuk,
kembangkan, dan wariskan, serta tetap menekuni koridor tuntunan syariat Islam
yang benar. Semoga isi khutbah ini menjadi tambahan ilmu bagi kita dan kita
dapat mengamalkannya. Amin.
و العصر إن الإنسان لفى خسر إلا الذين آمنوا و عملوا الصالحات و تواصو بالحق و
تواصوا بالصبر
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ
اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ
وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ
وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ
اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ
سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ
وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًااَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ
اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَىوَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ
اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ
بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ
النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا
تَسْلِيْمًا.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى
اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ
اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ
بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ
بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا
اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَاَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ
اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ
وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ
مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ
اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ
وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ
اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ
تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ !
اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ
وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !