Hikmah Puasa

Tuesday 4 May 2021

Khotbah I

الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ لاَ يَسْتَحْيِيْ أَنْ يَضْرِبَ مَثَلاً مَا بَعُوْضَةً فَمَا فَوْقَهَا اَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ رَبُّ النَّاسِ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا حَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ المَوْصُوْفُ بِأَكْمَلِ صِفَاتِ الأَشْخَاصِ. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أجمعين وسَلّمْ تَسليمًا كَثِيرًا ، أَمَّا بَعْدُ ، 
فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِىْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قال الله وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا : وقال أيضا
ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ

 

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah
Pertama, mari kita mengingatkan pribadi kita masing-masing untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah, utamanya dengan senantiasa berusaha menjalani segala perintah Allah an menjauhi larangannya. Salawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang senantiasa kita harapkan syafaatnya di yaumul qiyamah.

Dalam suasana pertengahan bulan Ramadan kali ini, khatib mengajak pribadi khatib juga para jamaah untuk mempelajari sedikit hikmah disyariatkannya puasa.

Jamaah Jumah rahimakumullah

Cara dan pola berpikir manusia senantiasa mengalami perkembangan seiring perkembangan jaman dan ilmu pengetahuan. Imam Al Mawardi menyatakan, bahwa ilmu pengetahuan tidak terbatas. Sementara Allah sudah mensifati ilmu dengan firmannya: “dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.” (QS Al Isra: 85). Seberapa banyak ilmu manusia, tetaplah berbatas, dibandingkan dengan ilmu Allah, dan di situlah juga alasan mengapa ilmu di dunia selalu dinamis.

Auguste Comte (1798-1857) seorang filosof Perancis pernah menyatakan dinamisasi pemikian manusia secara menarik. Ia membagi pemikiran manusia dalam 3 fase. Pertama, fase keagamaan, dimana dengan keterbatasan pengetahuan, manusia mengembalikan semua gejala alam yang tidak dapat dijangkau akal kepada Tuhan atau Dewa yang dianut. Semisal terjadi gempa atau banjir besar kemudian dinalar manusia sebagai kemurkaan atau hukuman Tuhan yang menjadi sandaran. Kedua, fase metafisik yang berusaha menalar bahwa semua dikembalikan kepada pinsip awal atau dasarnya. Semua hal yang ada di dunia memiliki awal, setiap gejala muncul selalu terkait dengan sumber sebab di awalnya. Ketiga, fase ilmiah, manusia menafsirkan tiap fenomena yang ada berdasar pengamatan yang teliti, eksperiman, hingga diperoleh hokum alam yang mengatur fenomena tersebut.

Saat ini, di masa dinamisasi pola pemikiran di berbagai bidang, muncul kecenderungan menguak atau mencari rahasia di balik perintah Allah.  Cara pandang kesehatan/dokter dipakai menguak rahasia shalat tahajud misalnya, metode ahli biologi menyinkap rahasia debu untuk menghilangkan najis anjing atau keharaman babi, dan lain sebagainya. Seakan-akan, semua pertanyaan keagamaan yang dulunya ‘mauquf’ (berhenti) dan cukup dijawab dengan alasan ‘ta’abbudi’ (semata untuk tujuan manut kepada Allah) sekarang dapat dijawab dengan menggunakan hikmah-hikmah di balik syariat. Sisi positif hal ini, selain menambah kekaguman pada syariat allah, menambah gairah beribadah, juga husnudzzan atas semua perintah dan larangan Allah. Hal-hal ini juga diharapkan dapat menjadi obat hati yang sakit, solusi nafsu yang memberontak, dan kendali bagi akal untuk tunduk pada syariat.

Jamaah Jumat Rahimakumullah

Rahasia atau bahasa lainnya hikmah di balik syariat ini memang seringkali terselip dan tidak tersurat secara langsung. Seperti contoh tentang persoalan qishas pembunuhan (QS Al Baqarah: 179) dan keharaman khamr dan judi (QS Al Maidah: 90-92). Pemberlakuan qishas untuk menjaga keberlangsungan hidup masyarakat, karena dengan diatur hokum yang demikian, perilaku kejahatan berat dapat ditekan. Larangan minum khamar dan berjudi mengandung hikmah untuk melindungi akal dan harta agar terhindar dari malapetaka. Dua kasus hukum syariat tadi, dapat dijadikan contoh bahwa pada tiap hokum syariat tersimpan manfaat berupa perlindungan terhadap jiwa, akal, harta, dan nasab.

Hikmah puasa dapat digali dari berbagai aspek, dari sisi spiritual, sosial, psikologi, dan medical. Secara spiritual, puasa memiliki hikmah menambah ketakwaan, mendekatkan diri pada Allah, mengandung pesan bersyukur, bersikap amanah, penguatan unsur malakiyah manusia, dan melatih kesabaran.

Hikmah sosial misalnya dapat merangsang sikap bisa merasakan kelaparan dan kekurangan yang dialamai manusia lainnya, merangsang untuk bisa berbagi, dan lain sebagainya. Hikmah psikologisnya dapat membentuk kembali diri yang lebih tenang, empati, dan lain sebagainya.

Hikmah puasa secara medis di antaranya; mengistirahatkan organ pencernaan, menghilangkan racun tubuh, meningkatkan kekebalan, mencegah penyakit, terapi berbagai penyakit, menahan gejolak nafsu dan memperbaiki kualitas sperma, mencerdaskan otak, meningkatkan daya serap makanan, dan menguatkan jantung.

Jamaah Jumat Rahimakumullah

Kemudian kiranya apa hikmah terdapat rukhshah keringanan untuk tidak berpuasa bagi orang-orang tertentu?

1)    Ibu hamil dan menyusui memiliki fisik dan psikis berbeda, sedangkan perintah menjalankan syariat juga bergantung dari kemampuan seorang hamba (QS Al Baqarah: 182), maka tepatlah syariat memberikan keringanan bagi umat yang kondisinya lemah. Dalam tinjauan medis, wanita hamil memerlukan asupan asupan lebih karena mengandung janin yang selalu berkembang dan bergantung kepadanya, dan akan mengganggu kesehatan keduanya jika asupan makanan terlambat. Kurangnya asupan makanan juga akan mengurangi produksi asi ibu yang sedang puasa, terlebih di musim panas, maka akan membuat ibu dan anak menderita.

2)    Wanita haid dan nifas umumnya berkurang kesehatannya sesuai dengan kondisi tubuhnya, semisal pusing, asam lambung berlebih, denyut jantung tidak stabil, dan lain-lainnya, lalu muncul rasa berat, lemah, pegal, dan lain sebagainya yang dapat mengganggu aktifitas. Demikian pula kondisi nifas jelas menguras kondisi wanita dari kondisi asalnya yang prima. Pada dua kondisi yang demikian, wanita lebih membutuhkan asupan makanan untuk menjaga kesehatan yang lebih utama.

3)    Musafir dengan jarak tempuh sudah boleh melakukan qashar (meringkas) salat juga diperbolehkan tidak berpuasa. Hal ini karena melihat adanya masyaqqah (kesulitan) jika berpuasa di perjalanan. Meskipun standar kesulitan berbeda tiap orang, tetapi ulama sudah menentukan batasan jarak perjalanan lebih dari 80 km, sesuai kebolehan qasar salat.

4)    Orang sakit, dengan ketentuan sakit yang parah, bukan sakit ringan yang tidak terlalu menggangu kesehatannya jika berpuasa.

Jamaah Jumah Rahimakumullah

Rahasia atau hikmah puasa dan syariat lainnya akan terus berkembang seiring perkembangan ilmu pengetahan. Hal ini merupakan anugerah dan bukti kebenaran ajaran Allah dan menguatkan keimanan. Meskipun demikian, semaju apapun ilmu manusia, tetaplah berbatas dan memiliki kelemahan, rahasia kehendak Allah tetaplah jauh lebih besar. Wallahu a’lam.

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ

Khotbah II
اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، وَأَحُثُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحًمُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ اْلقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَاأَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ، وَقاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ. صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ وَصَدَقَ رَسُوْلُهُ النَّبِيُّ الْكَرِيْمُ وَنَحْنُ عَلَى ذلِكَ مِنَ الشَّاهِدِيْنَ وَالشَّاكِرِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.  
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْياَءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَقَاضِيَ الْحَاجَاتِ.
رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار.
عِبَادَ اللهِ! إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ، فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ  وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

 

 


0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Modifikasi Website | cucubumi