إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ وليا مرشدا. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ
تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَى
نِسَائِكُمْ هُنَّ لِبَاسُُ لَّكُمْ وَأَنتُمْ لِبَاسُُ لَّهُنَّ عَلِمَ اللهُ
أَنَّكُمْ كُنتُمْ تَخْتَانُونَ أَنفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنكُمْ
فَالْئَانَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَاكَتَبَ اللهُ لَكُمْ وَكُلُوا
وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ اْلأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ
اْلأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى الَّيْلِ وَلاَ
تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ تِلْكَ حُدُودُ اللهِ فَلاَ
تَقْرَبُوهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللهُ ءَايَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ
يَتَّقُونَ.
Sidang Jum’ah yang berbahagia.
Setelah kita bersyukur kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala dan bershalawat kepada
nabi kita Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam, kita berharap dan memohon semoga
Allah Subhannahu wa Ta’ala, meridhoi dan menerima amalan yang kita lakukan
sebagai amalan ibadah yang diterima serta kita memohon pula untuk senantiasa
dijadikan pengikut Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam yang setia hingga
akhir hayat serta kita tidak kembali keharibaanNya kecuali dalam keadaan
berserah diri kepadaNya, sebagaimana yang Allah perintahkan kepada kita di
dalam surat Ali Imran ayat 102: Artinya: “Dan janganlah kamu mati, kecuali
dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran 102)
Sidang Jum’at yang berbahagia Perputaran waktu terus bergulir seiring dengan
perputaran matahari. Dari hari ke hari, minggu ke minggu dan bulan ke bulan, hingga
kita dapat berjumpa kembali dengan bulan mulia,bulan Ramadlan.
Sidang Jum’at yang berbahagia
Seperti kebiasaan kita, setiap kali bulan
Ramadhan datang, banyak orang yang membagi-bagikan selebaran atau kertas yang
berisi jadwal ‘IMSAKIYAH‘… Di kertas seukuran poster tersebut,
terdapat jadwal sholat lima waktu, ditambah jadwal IMSAK… Jadi,
jadwal imsakiyah ini sebetulnya sama dengan jadwal sholat biasa, tapi yang
membedakan adalah kolom ‘Imsak’ ini…
Kolom “Imsak” ini biasanya tertulis
waktu sepuluh menit sebelum waktu azan subuh. Misalkan waktu subuh jam
04:25, maka waktu Imsak adalah jam 04:15. Imsak
artinya adalah ‘menahan’ (dari makan dan minum dan segala yang membatalkan
puasa).
Dalam praktek di waktu sahur, waktu imsak
ini biasanya ditandai dengan bunyi sirine, tabuhan beduk, dan lain
sebagainya. Dalam pemahaman awam kita, mungkin akan mengartikan bahwa
seseorang yang mau puasa harus berhenti makan dan minum pada pukul 04:15
tersebut. Haram makan dan minum kalau sudah masuk waktu imsak. Ada pula yang
berkeyakinan makruh.
Jika kita bertanya, apakah apakah
pemahaman dilarang makan saat imsak ini benar? Maka jawabannya adalah tidak.
Ulama membuat imsakiyah beberapa menit
sebelum azan subuh ini semata-mata ‘demi kehati-hatian’ dalam berpuasa. Bahwasanya
saat mendengar imsak diharapkan umat muslim sudah bersiap-siap untuk
menyelesaikan dan mencukupkan sahurnya.
Jika melihat pada firman Allah Swt yang
saya baca di awal:
وَكُلُواْ وَاشْرَبُواْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الأَبْيَضُ
مِنَ الْخَيْطِ الأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّواْ الصِّيَامَ إِلَى
الَّيْلِ
Artinya:
“… Dan makan serta minumlah sampai
nampak jelas bagi kalian benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian
sempurnakanlah puasa kalian sampai datang malam hari…”
(Q.S Al-Baqarah:187).
Maka waktu yang dilarang makan dan minum
dan hal hal-hal yang membatalkan puasa lainnya dimulai dari saat fajar atau
masuk waktu subuh, bahkan jika kita dapat meyakini bahwa adzan subuh suatu
masjid yang terdengar lebih cepat 5 menit dari jam kita yang kita yakini lebih
tepat, maka masih boleh menyelesaikan sahur kita.
Perlu ditambahkan juga bahwa sama halnya
dengan diperbolehkan makan minum hingga terbit fajar atau berkumandang adzan
subuh, maka diperbolehkan juga berjima dengan isteri hingga batas akhir waktu
tersebut. Misalnya jika seseorang tengah menjima isteri, kemudian terdengar
adzan subuh, lalu segera ia mencabut kemaluannya, maka ia dan isterinya tetap
sah untuk menjalankan puasa hari itu, meskipun dalam kondisi masih hadats
besar. Akan tetapi jika pasangan suami isteri tetap meneruskan berjima meskipun
sudah terdengar adzan subuh, maka keduanya wajib mengqadha puasa dan membayar
kifarat, (memerdekakan budak, atau memberi makan 60 fakir miskin, atau jika
tidak ada maka berpuasa 2 bulan berturut-turut).
Bolehnya seorang yang berpuasa ketika telah
masuk waktu subuh dalam keadaan junub, karena Allah Ta’ala membolehkan berjima’
hingga waktu fajar telah jelas, maka hal itu berkonsekwensi bahwa apabila
seseorang melakukan jima’ mendekati waktu subuh (di akhir waktu di bolehkannya
sahur) ia belum mandi janabah hingga setelah terbitnya fajar. Dan telah shahih
dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau memasuki waktu subuh
sedang beliau dalam keadaan junub dari berjima’ dengan istrinya, kemudian
beliau berpuasa. (Hr Bukhari, no. 1931, dan Muslim, no. 2589).
Jika seseorang masih makan minum, atau berjima sedangkan sebenarnya sudah waktu
fajar, ia tetap boleh dan sah berpuasa karena tidak tahu, (kasusnya misalkan
tidak ada jam atau terdengar adzan).
Adapun dalil imsakiyah sebelum waktu
fajar di antaranya hadits,
yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari
berbunyi:-
عَنْ أنس عن زيد
بن ثابت رضي الله عنه قال تَسَحَّرْناَ مع النبي صلى الله عليه و سلم ثم قام إلى
الصلاة. قلت: كم كان بين الأذانِ و السُّحُوْرِ؟ قال: قَدْرُ خَمْسِيْنَ آيةً
Dari Anas meriwayatkan bahawa Zaid bin
Tsabit r.a. berkata: “Kami telah makan sahur bersama-sama Nabi s.a.w., kemudian
setelah sahur, Nabi beranjak mengerjakan shalat. Anas bertanya kepada Zaid:-
“Berapa lamanya antara azan (Subuh) dengan masa makan sahur itu?” Dia menjawab:
“Kira-kira sama dengan waktu untuk membaca 50 ayat.”
Hadits ini kemudian disikapi oleh para
ulama yang berhati-hati, bahwa sebelum adzan subuh hendaknya sudah mengakhiri
sahur (imsak) (baik makan minum maupun berkumpul dengan isteri). Sedangkan
waktu sekira membaca 50 ayat diartikan sebagai waktu kurang lebih 10 hingga 15
menit.
Jamaah jumah rahimakumullah
Demikian, sedikit uraian mengenai imsak,
semoga kita menjadi lebih tahu, dan setelah tahu kita dapat mengambil sikap
yang lebih bijak dan lebih berhati-hati demi kesempurnaan dan diterimanya
ibadah puasa kita. Amin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ،
إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ
اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ
الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ
هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. قَالَ
تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: {وَمَن
يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا} وَقَالَ: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُكَفِّرْ
عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا}
ثُمَّ اعْلَمُوْا فَإِنَّ اللهَ
أَمَرَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَى رَسُوْلِهِ فَقَالَ: {إِنَّ اللهَ
وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ
ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا}.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،
إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،
إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ
حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا
اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا
وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى
الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. وَأَقِمِ الصَّلاَةَ.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !