Imsak sahur di Bulan Ramadhan

Sunday 25 April 2021

 


إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ وليا مرشدا. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَى نِسَائِكُمْ هُنَّ لِبَاسُُ لَّكُمْ وَأَنتُمْ لِبَاسُُ لَّهُنَّ عَلِمَ اللهُ أَنَّكُمْ كُنتُمْ تَخْتَانُونَ أَنفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنكُمْ فَالْئَانَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَاكَتَبَ اللهُ لَكُمْ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ اْلأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ اْلأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى الَّيْلِ وَلاَ تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ تِلْكَ حُدُودُ اللهِ فَلاَ تَقْرَبُوهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللهُ ءَايَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ.

Sidang Jum’ah yang berbahagia.
Setelah kita bersyukur kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala dan bershalawat kepada nabi kita Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam, kita berharap dan memohon semoga Allah Subhannahu wa Ta’ala, meridhoi dan menerima amalan yang kita lakukan sebagai amalan ibadah yang diterima serta kita memohon pula untuk senantiasa dijadikan pengikut Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam yang setia hingga akhir hayat serta kita tidak kembali keharibaanNya kecuali dalam keadaan berserah diri kepadaNya, sebagaimana yang Allah perintahkan kepada kita di dalam surat Ali Imran ayat 102: Artinya: “Dan janganlah kamu mati, kecuali dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran 102)

Sidang Jum’at yang berbahagia Perputaran waktu terus bergulir seiring dengan perputaran matahari. Dari hari ke hari, minggu ke minggu dan bulan ke bulan, hingga kita dapat berjumpa kembali dengan bulan mulia,bulan Ramadlan.

Sidang Jum’at yang berbahagia

Seperti kebiasaan kita, setiap kali bulan Ramadhan datang, banyak orang yang membagi-bagikan selebaran atau kertas yang berisi jadwal ‘IMSAKIYAH‘… Di kertas seukuran poster tersebut, terdapat jadwal sholat lima waktu, ditambah jadwal IMSAK… Jadi, jadwal imsakiyah ini sebetulnya sama dengan jadwal sholat biasa, tapi yang membedakan adalah kolom ‘Imsak’ ini

Kolom “Imsak” ini biasanya tertulis waktu sepuluh menit sebelum  waktu azan subuh. Misalkan waktu subuh jam 04:25, maka waktu Imsak adalah jam 04:15. Imsak artinya adalah ‘menahan’ (dari makan dan minum dan segala yang membatalkan puasa).

Dalam praktek di waktu sahur, waktu imsak ini biasanya ditandai dengan bunyi sirine, tabuhan beduk, dan lain sebagainya. Dalam pemahaman awam kita, mungkin akan mengartikan bahwa seseorang yang mau puasa harus berhenti makan dan minum pada pukul 04:15 tersebut. Haram makan dan minum kalau sudah masuk waktu imsak. Ada pula yang berkeyakinan makruh.

Jika kita bertanya, apakah apakah pemahaman dilarang makan saat imsak ini benar? Maka jawabannya adalah tidak.

Ulama membuat imsakiyah beberapa menit sebelum azan subuh ini semata-mata ‘demi kehati-hatian’ dalam berpuasa. Bahwasanya saat mendengar imsak diharapkan umat muslim sudah bersiap-siap untuk menyelesaikan dan mencukupkan sahurnya.

Jika melihat pada firman Allah Swt yang saya baca di awal:

وَكُلُواْ وَاشْرَبُواْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّواْ الصِّيَامَ إِلَى الَّيْلِ

Artinya:

“… Dan makan serta minumlah sampai nampak jelas bagi kalian benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa kalian sampai datang malam hari…” (Q.S Al-Baqarah:187).

Maka waktu yang dilarang makan dan minum dan hal hal-hal yang membatalkan puasa lainnya dimulai dari saat fajar atau masuk waktu subuh, bahkan jika kita dapat meyakini bahwa adzan subuh suatu masjid yang terdengar lebih cepat 5 menit dari jam kita yang kita yakini lebih tepat, maka masih boleh menyelesaikan sahur kita.

Perlu ditambahkan juga bahwa sama halnya dengan diperbolehkan makan minum hingga terbit fajar atau berkumandang adzan subuh, maka diperbolehkan juga berjima dengan isteri hingga batas akhir waktu tersebut. Misalnya jika seseorang tengah menjima isteri, kemudian terdengar adzan subuh, lalu segera ia mencabut kemaluannya, maka ia dan isterinya tetap sah untuk menjalankan puasa hari itu, meskipun dalam kondisi masih hadats besar. Akan tetapi jika pasangan suami isteri tetap meneruskan berjima meskipun sudah terdengar adzan subuh, maka keduanya wajib mengqadha puasa dan membayar kifarat, (memerdekakan budak, atau memberi makan 60 fakir miskin, atau jika tidak ada maka berpuasa 2 bulan berturut-turut).

Bolehnya seorang yang berpuasa ketika telah masuk waktu subuh dalam keadaan junub, karena Allah Ta’ala membolehkan berjima’ hingga waktu fajar telah jelas, maka hal itu berkonsekwensi bahwa apabila seseorang melakukan jima’ mendekati waktu subuh (di akhir waktu di bolehkannya sahur) ia belum mandi janabah hingga setelah terbitnya fajar. Dan telah shahih dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau memasuki waktu subuh sedang beliau dalam keadaan junub dari berjima’ dengan istrinya, kemudian beliau berpuasa. (Hr Bukhari, no. 1931, dan Muslim, no. 2589).
Jika seseorang masih makan minum, atau berjima sedangkan sebenarnya sudah waktu fajar, ia tetap boleh dan sah berpuasa karena tidak tahu, (kasusnya misalkan tidak ada jam atau terdengar adzan).

 

Adapun dalil imsakiyah sebelum waktu fajar di antaranya hadits,

yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari berbunyi:-

عَنْ أنس عن زيد بن ثابت رضي الله عنه قال تَسَحَّرْناَ مع النبي صلى الله عليه و سلم ثم قام إلى الصلاة. قلت: كم كان بين الأذانِ و السُّحُوْرِ؟ قال: قَدْرُ خَمْسِيْنَ آيةً

Dari Anas meriwayatkan bahawa Zaid bin Tsabit r.a. berkata: “Kami telah makan sahur bersama-sama Nabi s.a.w., kemudian setelah sahur, Nabi beranjak mengerjakan shalat. Anas bertanya kepada Zaid:- “Berapa lamanya antara azan (Subuh) dengan masa makan sahur itu?” Dia menjawab: “Kira-kira sama dengan waktu untuk membaca 50 ayat.”

Hadits ini kemudian disikapi oleh para ulama yang berhati-hati, bahwa sebelum adzan subuh hendaknya sudah mengakhiri sahur (imsak) (baik makan minum maupun berkumpul dengan isteri). Sedangkan waktu sekira membaca 50 ayat diartikan sebagai waktu kurang lebih 10 hingga 15 menit.

 

Jamaah jumah rahimakumullah

Demikian, sedikit uraian mengenai imsak, semoga kita menjadi lebih tahu, dan setelah tahu kita dapat mengambil sikap yang lebih bijak dan lebih berhati-hati demi kesempurnaan dan diterimanya ibadah puasa kita. Amin.



بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

 

Khutbah Kedua

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا} وَقَالَ: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا}

ثُمَّ اعْلَمُوْا فَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَى رَسُوْلِهِ فَقَالَ: {إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا}.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. وَأَقِمِ الصَّلاَةَ.

 

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Modifikasi Website | cucubumi