Keajaiban Bismilah

Friday 16 April 2021

Khotbah I

الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ جَعَلَ التّقْوَى خَيْرَ الزَّادِ وَاللِّبَاسِ وَأَمَرَنَا أَنْ تَزَوَّدَ بِهَا لِيوْم الحِسَاب اَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ رَبُّ النَّاسِ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا حَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ المَوْصُوْفُ بِأَكْمَلِ صِفَاتِ الأَشْخَاصِ. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أجمعين وسَلّمْ تَسليمًا كَثِيرًا ، أَمَّا بَعْدُ ، 
فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِىْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قال الله فاقصص القصص لعلهم يتفكرون (الأعراف 176)

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah
Pertama, mari kita mengingatkan pribadi kita masing-masing untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah, utamanya dengan senantiasa berusaha menjalani segala perintah Allah an menjauhi larangannya. Salawat
serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang senantiasa kita harapkan syafaatnya di yaumul qiyamah.

Dalam kesempatan kali ini, khatib mengajak pribadi khatib juga para jamaah untuk memetik ajaran dan hikmah dari kisah yang menunjukkan keajaiban Bismilah.

Jamaah Jumah rahimakumullah

Imam Fakhruddin ar-Razi (1149-1209) adalah salah seorang raksasa ilmu dalam dunia Islam. Pengarang Mafāṭīḥ al-Ghayb atau Kitāb at-Tafsīr al-Kabīr ini telah menulis sekitar 100 kitab. Selain menulis kitab tafsir dan juga ushul al-fiqh, beliau juga menulis tentang kedokteran, astronomi, grammar, geometri, sejarah dan bidang lainnya. Beliau menguasai sejumlah disiplin ilmu berbeda. Jagoan berdebat dan tidak takut berpolemik.

Dalam kitab tafsirnya, saat menafsirkan surat al-Fatihah, Imam ar-Razi menuliskan keajaiban kalimah Bismillahirrahmanirrohim; dan sejumlah kisah yang menceritakan aspek spiritual dari kalimat Bismillah.

Berikut cuplikan kisahnya. Semoga cahaya Bismillah menerangi jalan hidup kita. Amin Ya Allah!

KISAH pertama:

Nabi Musa merasakan sakit di perutnya. Beliau mengadu kepada Allah yang kemudian menyuruhnya mengambil sejenis daun di padang pasir. Nabi Musa mengunyahnya dan sembuh dengan ijin Allah. Kemudian Nabi Musa mengalami masalah lagi dengan perutnya, maka Mabi Musa langsung mengunyah kembali dedauan itu, namun sakitnya malah bertambah nyeri.

Beliau mengadu: “Ya Rabb, waktu pertama kali aku makan, aku langsung sembuh. Tapi kali kedua bukan hanya tidak sembuh tapi malah bertambah parah”

Allah menjawab: “Kali pertama kamu datang mengadu kepadaKu memohon kesembuhan. Tapi pada kali kedua kamu langsung saja mengunyahnya tanpa meminta petunjuk dan ijin dariKu. Tidakkah kamu tahu bahwa dunia ini semuanya adalah racun dan penawarnya hanyalah dengan menyebut namaKu?”

KISAH Kedua:

Rabi’atul Adawiyah menghabiskan waktunya sepanjang malam dengan tahajud dan berdoa, kemudian tidur setelah fajar. Seorang pencuri memasuki rumahnya dan mengambil pakaiannya. Pencuri itu menuju pintu tapi gagal menemukan pintu keluar. Kemudian dia letakkan pakaian Rabi’ah, dan pencuri itu melihat pintu keluar. Begitu dia raih lagi pakaian Rabi’ah, dia tidak bisa lagi menemukan pintu keluar. Begitu seterusnya sampai tiga kali. Terdengar suara dari sudut rumah: “Tinggalkan baju itu dan keluarlah, karena ketika sang pecinta sedang tidur, Sang Penguasa tetap terjaga”

KISAH ketiga:

Ada seorang Arif yang menjaga domba. Suatu hari, serigala datang tapi tak mengganggu dombanya. Seorang yang melintasi dan melihat peristiwa itu berseru: “Sejak kapan serigala berdamai dengan domba?” Orang Arif ini menjawab: “Sejak penjaga domba berdamai dengan Allah.”

KISAH keempat:

Ucapan Bismillah. Dengan Menyebut Nama Allah sebetulnya bermakna “saya memulai dengan menyebut nama Allah”. Tapi kata “saya memulai” itu dihapus untuk meringankan kalimat. Begitu kamu berkata “Bismillah” itu seakan kamu telah berkata “Saya memulainya dengan menyebut nama Allah.” Tujuan dari ini adalah untuk menunjukkan bahwa seorang hamba saat memulai aktivitasnya itu dengan jalan kemudahan, keringanan, dan kelapangan. Seakan Allah telah membuat kalimat pertama dalam kitab suciNya sebuah pertanda akan ampunan dan kebaikan.

KISAH kelima:

Diriwayatkan bahwa sebelum Fir’aun mengklaim dirinya sebagai Tuhan, dia membangun sebuah istana dan menulis di atas pintunya: Bismillah. Ketika dia ingkar dan mengaku sebagai Tuhan, Allah mengutus Nabi Musa.

Nabi Musa mendakwahi Fir’aun tapi tidak melihat tanda-tanda Fir’aun menerima dakwahnya, kemudian mengadulah Nabi Musa kepada Allah:

“Ilahi, aku ajak Fir’aun tapi dia menolak. Aku tidak melihat tanda-tanda kebaikan padanya.” 

Allah menjawab: “Wahai Musa, mungkin kamu menginginkan kehancuran Fir’aun, kamu melihat pada kekafirannya sekarang, sementara Aku melihat pada apa yang sebelumnya dia tulis di atas pintu.”

Artinya, dia yang menulis kalimat Bismillah pada pintunya saja menjadi selamat dari kehancuran meskipun dia kafir. Bayangkan apa yang akan terjadi ketika orang menuliskan kalimat Bismillah dari hati yang paling dalam, sejak awal sampai akhir hayatnya?

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ

Khotbah II
اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، وَأَحُثُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحًمُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ اْلقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَاأَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ، وَقاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ. صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ وَصَدَقَ رَسُوْلُهُ النَّبِيُّ الْكَرِيْمُ وَنَحْنُ عَلَى ذلِكَ مِنَ الشَّاهِدِيْنَ وَالشَّاكِرِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.  
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْياَءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَقَاضِيَ الْحَاجَاتِ.
رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار.
عِبَادَ اللهِ! إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ، فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ  وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

 

Sumber: #KhazanahGNH

  

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Modifikasi Website | cucubumi