Khotbah I
الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ جَعَلَ التّقْوَى خَيْرَ الزَّادِ وَاللِّبَاسِ وَأَمَرَنَا أَنْ تَزَوَّدَ بِهَا لِيوْم الحِسَاب اَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ رَبُّ النَّاسِ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا حَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ المَوْصُوْفُ بِأَكْمَلِ صِفَاتِ الأَشْخَاصِ. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أجمعين وسَلّمْ تَسليمًا كَثِيرًا ، أَمَّا بَعْدُ ،
فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِىْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قال الله فاقصص القصص لعلهم يتفكرون (الأعراف 176)
وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ
الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ (٨٣) فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا
مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ ۖ وَآتَيْنَاهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنْ
عِنْدِنَا وَذِكْرَىٰ لِلْعَابِدِينَ(٨٤) (الأنبياء)
Pertama, mari kita mengingatkan pribadi kita masing-masing untuk senantiasa
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah, utamanya dengan
senantiasa berusaha menjalani segala perintah Allah an menjauhi larangannya.
Salawat serta salam semoga tercurah kepada
Nabi Muhammad SAW yang senantiasa kita harapkan syafaatnya di yaumul qiyamah.
Dalam kesempatan
kali ini, khatib mengajak pribadi khatib juga para jamaah
untuk memetik ajaran dan hikmah dari sebuah kisah.
Nabi Ayyub sebelum
berdoa tersebut ada kisah di baliknya. Nabi ini awalnya kaya raya, tanah dan
ternaknya banyak. Meskipun demikian, kekayaan dan harta benda tidak membuatnya
berkurang dalam beribadah dan bersyukur kepada Allah. Nabi Ayyub juga ditulis
gemar bersedekah dan menyantuni fakir miskin dan anak yatim. Kesungguhan ibadah
Nabi Ayyub membuat para malaikat memujinya. Pujian malaikat membuat Iblis
hasud.
Saking hasudnya Iblis,
Iblis meminta/doa kepada Allah, meminta agar diijinkan menggoda nabi Ayyub.
Dituruti oleh Allah, diijinkan. Jadi, di dunia ini tidak hanya doa/permohonan
orang muslim, orang saleh saja yang dikabulkan Allah, urusan dunia dibuat sama
oleh Allah. Dalilnya: man kaana yuridu hayaatat dunya wa ziinataha, nuwaffi
ilaihim a’maalahum fiihaa, wa hum fiihaa laa yubkhasuun (surat Hud). Siapa
saja yang ingin hidup mewah di dunia saya (Allah) turuti, tidak Saya buat rugi
dan celaka di dalam dunia.
Ayat ini adalah sabda
Allah. Jika kita muslim memahami ayat ini, seharusnya kita tidak mudah heran
dengan keadaan di dunia. Misal, ada non muslim kaya yang menyelenggarakan buka
bersama, terlebih lagi buka bersama untuk para fakir miskin dan anak yatim.
Sementara menyantuni anak yatim, kata Nabi: akan melunakkan hati dan
melancarkan rizki. Hadis ini berlaku untuk semua, tidak hanya muslim. Demikian
pula, jika non muslim banyak yang bersedekah, sedekah itu tadfa’ul bala,
ini juga berlaku untuk semua.
Sekali lagi, urusan di
dunia ini, tidak hanya doa muslim saja yang dikabulkan, tetapi semuanya, bahkan
Iblis pun dituruti Allah. Setelah hasud pada Nabi Ayyub, dia menghadap Allah:
“Duh Gusti, menurut pengamatan saya, Nabi Ayyub itu jadi hamba-Mu yang
bersyukur dan beribadah karena di kaya raya. Coba jika saya goda, apakah benar
Nabi Ayyub masih jadi hambamu yang gemar ibadah dan bersyukur”. Allah
mengijinkan permohonan Iblis.
Iblis menggoda, dengan
mengerahkan bala tentaranya, Ifrit, harta benda hewan-hewan ternak Nabi Ayyub
dibakar habis. Setelah itu, Iblis menyaru menjadi orang tua, mendatangi Nabi
Ayyub, melapor padanya bahwa hartanya ludes.
Jawab Nabi Ayyub:
Alhamdulillah, pemberian Allah, diambil balik Allah ya itu terserah Allah. Innaa
lillaahi maa akhadz wa lahuu maa a’thaa.
Nabi Ayyub tidak
berkurang syukur dan ibadahnya. Iblis kembali pada Allah, dan masih diijinkan.
Lalu diijinkan, dan diteruskan menggoda, menghabiskan tanah, anak yang 14 (7
laki 7 perempuan), hingga dicoba dengan sakit selama 3 tahun. Ifrit diperintah
Iblis berubah jadi ulat masuk ke tubuh nabi Ayyub.
Allah masih memberi
ijin: “Silakan goda tubuhnya, tapi jangan hati dan lisannya”. Maka dua bagian
ini tidak bisa. Godaan berlanjut, nabi Ayyub sakit, hingga diasingkan oleh
masyarakat, bahkan isterinya. Cerita lebih detil dapat dibaca sendiri.
Setelah selesai godaan
Iblis dan tidak berhasil, baru nabi Ayyub berdoa seperti dalam ayat di atas:
“Duh Gusti, saya telah mengalami sakit dan kesusahan, dan Engkau maha pengasih”.
Doa nabi Ayyub, hanya laporan sebenarnya, bukan meminta. Akan tetapi, oleh
Allah, semua harta, anak dikembalikan, bahkan semakin berlimpah.
Di akhir ayat,
terdapat redaksi ini juga menjadi peringatan bagi para abidin. Bahwa setiap
kali ada bala, cobaan, kemudian sabar, maka akan diganti oleh Allah
Jamaah Jumah Rahimakumullah.
Sebagai kesimpulan,
ada beberapa hikmah yang patut kita renungkan, utamanya di masa sekarang yang
masih pandemi.
1.
Kasih sayang dan sikap Allah
berlaku sama terhadap makhluk di dunia, bahkan doa dan permintaan Iblis pun
dikabulkan Allah (dalam kadarnya)
2.
Hukum menyantuni fakir miskin
anak yatim, dan sedekah menjadi tolak bala bahkan penarik rizki berlaku untuk
semua.
3.
Redaksi doa seperti yang
dicontohkan Nabi Ayyub, tidak harus berbentuk ‘permintaan’, doa hanya bisa
berbentuk laporan, meskipun demikian, Allah maha tahu yang terbaik untuk
hamba-Nya.
4.
Dalam menghadapi cobaan,
sakit, selain sabar terdapat pelajaran untuk isolasi (bahasa lain pengasingan).
Masa sekarang, orang sakit lebih dimudahkan, difasilitasi dan diperlakukan
dengan baik.
Akhirnya
para jamaah, semoga pandemi segera hilang, dan kita diberikan kemudahan untuk
menjadi orang-orang yang mampu bersabar. Sabar juga dapat dimaknai telaten,
telaten dalam menjaga kebersihan, menerapkan pola hidup sehat, dan seterusnya.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي
وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ
مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
Khotbah II
اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى
أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ،
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِهِ
وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ
بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، وَأَحُثُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ
لَعَلَّكُمْ تُرْحًمُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ اْلقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَاأَيُّهَا
النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ، وَقاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا
وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ. صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ وَصَدَقَ
رَسُوْلُهُ النَّبِيُّ الْكَرِيْمُ وَنَحْنُ عَلَى ذلِكَ مِنَ الشَّاهِدِيْنَ
وَالشَّاكِرِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا.
اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْياَءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ
مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَقَاضِيَ الْحَاجَاتِ.
رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا
رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ
قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا
وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ
الْكَافِرِينَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار.
عِبَادَ اللهِ! إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ
وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ
يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ، فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ
وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ
يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !