Khotbah I
الحَمْدُ لِلهِ
الَّذِيْ جَعَلَ التّقْوَى خَيْرَ الزَّادِ وَاللِّبَاسِ وَأَمَرَنَا أَنْ
تَزَوَّدَ بِهَا لِيوْم الحِسَاب اَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ
لَاشَرِيْكَ لَهُ رَبُّ النَّاسِ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا حَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ المَوْصُوْفُ بِأَكْمَلِ صِفَاتِ الأَشْخَاصِ. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ
وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً
نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أجمعين وسَلّمْ تَسليمًا كَثِيرًا ، أَمَّا
بَعْدُ ،
فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ
رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِىْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ
فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قال الله فاقصص القصص لعلهم يتفكرون (الأعراف 176)
Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah
Pertama, mari kita mengingatkan pribadi kita masing-masing untuk senantiasa
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah, utamanya dengan
senantiasa berusaha menjalani segala perintah Allah an menjauhi larangannya.
Salawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW yang senantiasa kita harapkan syafaatnya di yaumul qiyamah.
Dalam kesempatan kali ini, khatib mengajak pribadi khatib juga para jamaah untuk bersama mengkaji hikmah dari kisah.
Syaikh
Izzudin bin Abdis Salam dalam kitab Syajarah Al’-Ma’arif hlm 173 menuliskan
kisah Nabi Musa yang bertemu Nabi Syuaib dan Putrinya (Al Qashas 21-28).
Menariknya kitab ini, dapat mensarikan hukum dari kisah-kisah. Hal ini sesuai
karena kebanyanyakan isi Alquran adalah kisah, tetapi justru dari kisah-kisah
dapat ditemukan banyak hikmah dan hukum.
Saat
ditu Nabi
Musa sedang diburu Fir’aun dan dianiyaya, lalu lari ke Madyan (Sudan). Sampai
bertemu dengan rombongan yang mengambil air, lalu ada dua perempuan yang ikut
mengantri meminumi ternaknya. Nabi Musa bertanya
kepada dua perempuan tadi, mengapa tidak ikut mengantri. Mereka menjawab, kami
perempuan, dan ayah kami sudah tua, jika memaksa berebut antrian, kami kalah,
sehingga kami mengalah hingga mereka selesai.
Kemudian Nabi Musa melihat
batu besar, dengan ijin Allah, batu besar itu disingkap, di bawahnya muncul
sumber air. Maka Nabi Musa menyarankan kedua perempuan tadi meminumi ternak di
sumber yang baru hingga selesai lalu kedua perempuan itu pulang.
Di Rumah, kedua perempuan
yang merupakan puteri Nabi Syuaib bercerita, bahwa tadi ada pemuda tampan dan
kuat membantu meminumi ternak mereka sehingga tidak harus lama mengantri. Nabi
Syuaib menjawab, ya sudah, panggil kemari pemuda itu. Orang itu berjasa pada
kalian, kita kasih sesuatu. Tradisi orang baik itu ‘mukafa’ah’ memberi imbalan
pada yang berbuat baik, jadi tidak hanya dengan modal ucapan terimakasih.
Sampai ada bab “faslun fi mukafaatil ishsan bi mislihi aw afdlola”.
Lalu puteri nabi Syuaib
kembali menemui Nabi Musa di tempat tadi.
Saat itu Nabi Musa sedang
bertarung dengan dirinya, beliau berdoa kepada Allah: Rabbi
inni limaa anzalta alayya min khairin faqiir “Ya Allah saya ini orang baik, tapi saya
butuh sesuatu, tetapi jika saya minta upah pada orang yang saya tolong itu jadi
tidak baik.”
Puteri Nabi Syuaib:
menyatakan: Bapak saya mengundangmu untuk memberi upah.
Di sini terlihat bahwa
puteri ini bukan nabi sehingga redaksinya lebih kasar. Ia diperintah ayahnya
yang nabi untuk memanggil pemuda yang menolongnya untuk membalas jasa, tetapi
kemudian dibahasakan oleh puterinya yang bukan nabi dengan redaksi yang lebih
fulgar yaitu dipanggil untuk diberi upah.
Selanjutnya mereka berdua
menuju rumah Nabi Syuaib. Pada awalnya perempuan berjalan di depan karena ia
lebih tahu jalan. Tetapi setelah beberapa saat Nabi Musa pindah ke depan,
karena sekilas melihat tumit perempuan tadi saat
berjalan bawahannya tertiup angin.
Melihat tumit bagi orang
Arab, terlebih nabi, itu sudah hal yang tabu layaknya aurat. Berbeda dengan
kita di sini yang karena sudah terlalu sering melihat bagian wanita yang
terbuka.
Akhirnya Nabi musa
berjalan di depan si perempuan dan meminta diarahkan sampai kerumah nabi
Syuaib.
Sampai di rumah, sudah
dipersiapkan jamuan makan mewah.
Nabi Musa berkata: kami
ini dari keluarga terhormat yang tidak terlintas mengharap balasan setelah
melakukan kebaikan.
Nabi Syuaib menjawab:
sedangkan kami dari keluarga yang saat dibantu/diberikan kebaikan kami tidak
hanya membalas dengan terimakasih, tetapi juga menjamu.
Maka terjadi adu tradisi
besar yang luhur.
Saat tersebut putri mulai
usil, dengan memuji Nabi Musa sebagai orang yang qawiyyun amiin.
Nabi Syuaib bertanya
kenapa kamu sebut begitu.
Ia kuat karena mampu
mengankat batu besar saat membantu kami memberi minum ternak
Ia orang yang amin,
terpercaya, karena seharusnya dia berkesempatan bisa melihat pemandangan dengan
berjalan di belakang saya, tetapi dia memilih di depan saya untuk menjaga
kehormatan.
Nabi Syuaib tahu arah
maksud si puterinya yang menyukai pemuda Nabi Musa, hingga akhirnya dinikahkan
dengan mas kawin bekerja kepada Nabi Syuaib selama 8 tahun. Dan
seterusnya.
Di antara hikmah kisah
dari ayat di atas antara lain:
1)
Hukum
kebolehan bekerja bagi perempuan dengan kondisi tertentu (semisal memang mereka
yang bisa dijadikan tulang punggung keluarga).
2)
Ajaran
untuk peduli dan membantu meringankan pekerjaan perempuan dengan ikhlas
meskipun tidak kenal.
3) Hukum mukafaah, membalas
kebaikan dengan hal yang sepadan atau bahkan lebih baik. Dalam kisah lain,
disebutkan bahwa dulu Nabi Muhammad pernah berhutang seekor anak sapi, setelah
beberapa waktu, saat mengembalikan/membayar, nabi memberikan Sapi yang besar.
Di sini berbeda dengan Riba, kita bisa mempelajari lebih lanjut tentang riba. Islam
memang mengharamkan riba, tetapi di sisi lain juga mengharamkan sifat kikir.
Oleh karenanya nabi mencontohkan dengan memberikan/mengembalikan hutangnya
dalam bentuk yang lebih besar.
4)
Hukum
pentingnya menumbuhkan tradisi yang baik dalam keluarga dan masyarakat. Seperti
dicontohkan di atas, berbuat baik atau membantu tanpa pamrih. Lalu orang yang
dibantu merawat tradisi untuk tahu berterima kasih dan membalas kebaikan.
5)
Ajaran
memelihara pandangan, menjaga muruah dan memuliakan perempuan.
Demikian di antara hikmah yang bisa
dipetik, kita bisa mencarinya dari referensi dan tafsir lainnya, yang masih
banyak lagi. Semoga dari yang sedikit ini, bisa memantik kita sebagai mukmin
untuk belajar dan meningkatkan sikap menghormati perempuan.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ
اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر
ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ
اْلعَلِيْمُ
Khotbah II
اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ
إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا
عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ
الْمُتَّقُوْنَ، وَأَحُثُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحًمُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى
فِيْ اْلقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَاأَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي
خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ، وَقاَلَ رَسُوْلُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ
وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ
حَسَنٍ. صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ وَصَدَقَ رَسُوْلُهُ النَّبِيُّ الْكَرِيْمُ
وَنَحْنُ عَلَى ذلِكَ مِنَ الشَّاهِدِيْنَ وَالشَّاكِرِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ
رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
إِنَّ اللَّهَ
وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا
صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْياَءِ مِنْهُمْ
وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَقَاضِيَ
الْحَاجَاتِ.
رَبَّنَا لَا
تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا
إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا
تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا
وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا
عَذَابَ النَّار.
عِبَادَ اللهِ! إِنَّ
اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى
عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُونَ، فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ عَلَى
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ
اللهِ أَكْبَرُ
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !