Menundukkan Pandangan

Sunday 25 October 2020

Khotbah I

الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ جَعَلَ التّقْوَى خَيْرَ الزَّادِ وَاللِّبَاسِ وَأَمَرَنَا أَنْ تَزَوَّدَ بِهَا لِيوْم الحِسَاب اَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ رَبُّ النَّاسِ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا حَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ المَوْصُوْفُ بِأَكْمَلِ صِفَاتِ الأَشْخَاصِ. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أجمعين وسَلّمْ تَسليمًا كَثِيرًا ، أَمَّا بَعْدُ ، 
فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِىْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قال الله
قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا۟ مِنْ أَبْصَٟرِهِمْ وَيَحْفَظُوا۟ فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٟلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ

 

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah
Pertama, mari kita mengingatkan pribadi kita masing-masing untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah, utamanya dengan senantiasa berusaha menjalani segala perintah Allah an menjauhi larangannya. Salawat
serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang senantiasa kita harapkan syafaatnya di yaumul qiyamah.

Dalam kesempatan kali ini, khatib mengajak pribadi khatib juga para jamaah untuk mempelajari kembali perihal sedikit dari hubungan suami isteri, yaitu tentang menundukkan pandangan.

 Jamaah Jumah rahimakumullah

Ada sebuah kisah hikmah yang kiranya tidak asing di telinga kita,

Ada seorang laki-laki mengadukan apa yang ia rasakan kepada seorang syaikh.

Dia berkata: “Sebelum menikah aku mengagumi calon istriku seolah-olah dalam pandanganku Allah tidak menciptakan perempuan yang lebih cantik daripadanya di dunia ini. Ketika aku sudah meminangnya, aku melihat banyak perempuan seperti dia. Ketika aku sudah menikahinya, aku lihat banyak perempuan yang jauh lebih cantik daripada dirinya. Ketika sudah berlalu beberapa tahun pernikahan kami, aku melihat seluruh perempuan lebih manis daripada istriku.”

Syaikh berkata: “Apakah kamu mau aku beritahu yang lebih dahsyat daripada itu dan lebih pahit?”

Laki-laki penanya: “Iya, mau.”

Syaikh: “Sekalipun kamu sudah menikahi seluruh perempuan yang ada di dunia ini, niscaya anjing yang berkeliaran di jalanan itu akan menjadi lebih cantik dalam pandanganmu daripada mereka semua.”

Laki-laki penanya itu tersenyum masam, lalu ia berujar: “Kenapa tuan Syaikh berkata demikian?”

Syaikh: “Karena masalahnya terletak bukan pada istrimu. Masalahnya adalah bila manusia diberi hati yang tamak, pandangan yang menyeleweng, dan kosong dari rasa malu kepada Allah, tidak akan ada yang bisa memenuhi pandangan matanya kecuali tanah kuburan. ‘Rasulullah bersabda: ‘Andaikan anak Adam itu memiliki lembah penuh berisi emas pasti ia akan menginginkan lembah kedua, dan tidak akan ada yang bisa memenuhi mulutnya kecuali tanah. Dan Allah akan menerima taubat siapa yang mau bertaubat.’ Jadi, masalah yang kamu hadapi sebenarnya adalah kamu tidak menundukkan pandanganmu dari apa yang diharamkan Allah. Sekarang, apakah kamu menginginkan sesuatu yang akan mengembalikan kecantikan istrimu seperti pertama kali kamu mengenalnya? Ketika ia menjadi wanita tercantik di dunia ini?”

Laki-laki penanya: “Iya, mau sekali.”

Syaikh: “Tundukan pandanganmu.”

 Jamaah Jumah Rahimakumullah,

Kisah hikmah tersebut bisa jadi merupakan cerminan kita para laki-laki. Suatu saat bisa jadi mata kita menjadi kabur bahkan buta karena sifat tamak dunia.

Bisa jadi pula hal ini terjadi didukung oleh kultur kita utamanya sebagai orang Jawa yang memperoleh konsep yang salah kita artikan. Misalnya, ada konsep wanita diartikan sebagai orang kedua yang artinya wani ditata, atau misalnya sebagai kanca wingking, ada lagi konsep swargo nunut neraka katut. Kemudian idiom tadi dimaknai dengan sembrono, tergesa-gesa, atau salah, bahwa wanita atau isteri kita hanyalah orang nomor dua, berposisi lemah, dan hanya sebagai pelengkap, subhanallah, apakah memang demikian?

Dalam Serat Wulang karya Paku Buwono IV, disebutkan ada empat sumber kebahagiaan perempuan: gunawan, wiryawan, hartawan, dan berawan (dengan urutan yang tidak boleh dibalik). Gunawan dari tembung guna, kagunan, wanita akan bahagia jika dihargai skillnnya, kebisaannya. Perempuan tidak menjadi bahagia meskipun sudah dicukupi berlimpah harta benda, tetapi hanya diminta diam di rumah. Yang kedua adalah wiryawan, kawiryan, berarti pangkat derajat. Bu Bupati dengan Bu Tukang Bangunan ini berbeda. Umumnya perempuan akan lebih memilih menjadi Bu Bupati, meskipun yang menjadi Bupati adalah suaminya. Yang ketiga adalah hartawan, tiap perempuan suka dengan harta atau dunia, ini menjadi fitrahnya. Yang keempat adalah berawan, dari tembung bero, artinya subur. Perempuan akan menjadi sempurna kebahagiannya jika dikaruniai keturunan.

 Jamaah Jumah Rahimakumullah,

Tuntunan agama dan budaya memang kiranya tidak mencantumkan agar suami menurut pada isteri, yang ada adalah ajaran agar isteri taat kepada suami. Sekarang ini, jika ditemukan banyak isteri yang kurang taat pada suami, atau suami yang takut kepada isteri, maka kiranya dimana sumber salahnya.

Melihat pada konsep agama atau konsep budaya seperti dalam wulang putri di atas, kita sebagai laki-laki, pemimpin keluarga, kiranya perlu untuk melakukan introspeksi. Sudahkah kita memberikan atau berusaha mencukupi empat hal sumber kebahagiaan perempuan tersebut? Jika kita sudah mengusahakannya, maka insyaAllah, dalam konsep Islam, dan Jawa, kita sudah berpeluang memiliki isteri sebagai garwa, sigaraning nyawa, satu kesatuan yang saling melengkapi dan mendukung, tidak lagi sebagai orang pertama dan orang kedua.  Bahkan konco wingking pun sebenarnya tidak selalu bermakna rendah, tetapi tergantung pemaknaan dari wanita sendiri, bukankah sutradara bekerja di belakang layar, tetapi perannya tidak diragukan sebagai pencipta film?

Perempuan Jawa bukannya tidak memiliki otoritas pribadi, hanya saja ia perlu mencari cara agar kehendaknya terpenuhi tanpa mengacaukan harmoni dan keluar dari tatanan budaya. Oleh karenanya, pengabdian total perempuan Jawa merupakan strategi diplomasi mereka untuk mendapatkan otoritas dan harapannya. Pengaruh perempuan Jawa barangkali tidak tampak secara formal, tetapi informal, di belakang layar, pengaruh mereka amat besar. Bahkan saat suami sudah terpaut emosi dengan isteri, ia akan ikut menentukan keputusan dunia publik melalui suaminya.

 Jamaah Jumah Rahimakumullah, sebagai penutup, khatib ingat pula salah satu isi materi ceramah Gus Muwafiq yang menyatakan: “Jika ingin punya anak hebat, contohlah Sayyidina Umar. Sayyidina Umar bukannya tidak berani pada isterinya. Ia mampu mengalahkan 10 Singa, tetapi ia diam saat diomeli isterinya. Ini karena ia tidak ingin menyakiti hati isterinya. Padahal kita tahu bahwa wanita membawa dua kendi pada tubuhnya. Kendi itu terletak tepat di atas hati. Jika hati panas, maka asi yang diberikan kepada anak pun menjadi panas dan keras, tidak lagi murni. Jika asi demikian yang diminum anak, niscaya anak akan jadi bebal. “ Semoga kita diberikan kekuatan Allah untuk terus berusaha menjadi laki-laki dan suami yang menundukkan pandangan, mampu ngemong dan memposisikan isteri sebagai garwa hingga pada akhirnya menjadi pasangan yang sakinah, mawaddah, wa rahmah, di dunia hingga akhirat. amiin.

 

https://esterlianawati.wordpress.com/2008/04/09/perempuan-jawa-konco-wingking-atau-sigaraning-nyawa/

https://www.youtube.com/watch?v=Y4oDf1E-bRA

https://www.youtube.com/watch?v=3_y7_DGpwiA&t=312s

https://www.islampos.com/kenapa-setelah-menikah-istri-terlihat-kalah-cantik-dibanding-wanita-lain-15006/

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ

Khotbah II
اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، وَأَحُثُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحًمُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ اْلقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَاأَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ، وَقاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ. صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ وَصَدَقَ رَسُوْلُهُ النَّبِيُّ الْكَرِيْمُ وَنَحْنُ عَلَى ذلِكَ مِنَ الشَّاهِدِيْنَ وَالشَّاكِرِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.  
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْياَءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَقَاضِيَ الْحَاجَاتِ.
رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار.
عِبَادَ اللهِ! إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ، فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ  وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ


0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Modifikasi Website | cucubumi