![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhF2uQck9Ft72mf0hMhgWTLbHRBc3Mc8vSrUmcqwyqIOkD-2NHRFo84eVh8XYImBJySIxX6Ny3iDC9ID7dZzPaE6VuTQYXcmbCui6OOhdm4H0gWFCybltUzWGVzZi9y0j4RSP__WSDriBU/s200/buku+puisi+esay+denny+JA.jpg)
Oleh Fathurozi
DENNY JA salah satu pentolanLingkaran Survei Indonesia (LSI), yang mendidikasikan diri pada konsultan politik. LSI beberapa kali memenangkan calon kepala daerah yang mengunakan jasanya,. Tak ayal menjelang pemilihan akbar, para kandidat rame-rame datang padanya. Namun hanya satu calon akan dipilih. Jika ada calon yang dampingi tidak jadi atau pemenang, biaya konsultan dikembalikan.
Brand “Satu Putaran Saja” mempopulerkan nama Denny JA, di kancah politik Indonesia, keberadaannya sangat diperhitungkan dan disegani karena survei yang dilakukan selalu akurat dan memuaskan para kolegannya. Kiranya pantas penghargaan ini disematkan pada ahlinya survey. Ada pun bentuk penghargaan yaitu, 15 Tokoh Muda Berpengaruh (2008), 15 Indonesian Records (MURI) in the field of academic, public opinion, and political consultancy. They Are : 3 records in academic field, MIPI Award An Award from "Ilmu Pemerintahaan Indonesia": (2007), MO Award An Award form Mens Obsession (MO) Magazine for His Contibution on New Traditional for National Politics, Through Public Opinion Polling, (2006) dan sebagainya.
Aneh jika melihat latar belakang Denny JA, pengamat politik, yang selalu serius mengamati perkembangan politik tanah air dan mengeluarkan ide-ide brilian demi menegakan demokrasi. Di sisi lain ia seorang romatis, tapi romatisnya berbeda dengan anak-anak remaja, cinta rasa kepedulian terhadap orang-orang yang tertindas atau wong cilik, kurang mendapatkan keadilan pemerintah dan lingkungan.
Bentuk kepedulian dicurahkan pada buku berjudul ”Atas Nama Cinta”, Sebuah Puisi Esai, Isu Diskriminasi dalam Untaian Kisah Cinta yang Menggetarkan Hati. Buku ini mengangkat kekejaman yang terjadi sejak Orde Baru hingga era Reformasi. Namun keadilan belum berpihak padanya dan terpaksa mereka meminta keadilan pada Tuhan.
Pemerintah yang menjamin keadilan seluruh rakyat Indonesia tak menunjukan siungnya, penindasan melibas manusia marginal, ia mencari keadilan pada sang pencipta, terungkap dalam bait puisi Aku sudah mati/Algojo memenggal leherku/Karena telah membunuh majikan/Yang berulang kali memperkosaku/Dan menyiksa jiwaku. Dzikir itu kulakukan semalaman/Berharap masih ada mukjizat/Yang bisa menyelamatkanku;/Aku masih ingin hidup!/Namun, hukum dunia Lebih kejam dari yang kuduga./Kemarin aku mati/Dipancung, tepat di leherku. (Minah Tetap Dipancung).
Dengan kejelian Denny, buku Puisi dan esai yang disajikan sangat mengesankan pembaca karena tiap tulisan berdasarkan fakta yang terjadi. Penulis berusaha menyampaikan pesan moral dan isu diskriminasi tak kunjung usai. Puisi dan esai dipilih sebagai simbol perlawanan yang tidak memanusiakan manusia. Terbukti dalam puisinya, menghadirkan tokoh-tokoh yang terkena diskriminasi, tokoh itu memperoleh perhatian khusus dikalangan akademisi dan lembaga swadaya masyarakat (LSM). Curhatan pribadi seorang pengamat politik yang berpihak kepada korban diskriminasi.
Setidaknya terdapat lima puisi dalam buku “Atas Nama Cinta” yaitu diskriminasi kaum Tionghoa ("Sapu Tangan Fang Yin"), paham agama ("Romi dan Yuli dari Cikeusik"), gender ("Minah Tetap Dipancung"), homoseks atau gay ("Cinta Terlarang Batman dan Robin"), dan agama ("Bunga Kering Perpisahan"). Gaya penulisan puisi menjadi unik karena tiap tulisannya terdapat catatan kaki, semisal puisi yang berjudul “Minah Tetap Dipancung” terdapat 11 catatan kaki.
Buku setebal 216 halaman, mencoba mengkolaborasikan esai dengan puisi yang merupakan terobosan terbaru di dunia sastra. Kisah-kisahnya menyetuh hati dan mengajak pembaca untuk lebih peduli pada korban diskriminasi. Namun buku ini, tidak memberikan solusi, terkesan hanya menginformasikan, tak jauh beda dengan berita-berita di media massa.
Judul Buku : Atas Nama Cinta (Sebuah Puisi Esai)
Isu Diskriminasi dalam Untaian Kisah Cinta
yang Menggetarkan Hati
Penulis : Denny JA
Penerbit : Rene Book
Tebal : 216 hal
Cetakan : I, April 2012
Harga : Rp 50.000,-
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !