Kebebasan Beragama

Monday 12 March 2012


Oleh: Fathurozi

Judul : Cerita Cinta Enrico
Penulis         : Ayu Utami
Penerbit        : KPG
Tahun : Februari 2012
Tebal : 241 halaman

PASANGAN Muhammad Irsad dan Syrnie Masmirah dikarunia dua anak, anak pertama diberi nama Sanda dan Enrico, diceritakan Enrico lahir bertepatan dengan peristiwa pemberontakan Permesta Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), di Padang, Tanggal 15 Februari 1958. Waktu itu ayahnya seorang letnan dua yang bekerja di bagian keuangan.  Irsad mendukung pemberontakan tersebut disebabkan tidak memiliki pilihan lain, kecuali mendukungnya.

Syrnie yang baru saja melahirkan, terpaksa mengikuti para gerliya masuk ke dalam hutan, konsumsi makanan telah habis mengakibatkan air susunya tak lancar, si jabang bayi Enrico kelaparan, kakinya kurus tak seperti bayi-bayi se-usianya. Sejak itu Enrico menjadi bayi gerilya.

Pemberontakan yang di pimpin Kolonel Achmad Husein menuntut perbaikan gaji dan uang makan karena tak cukup menghidupi keluarga mereka, pemerintah pusat terkesan kurang peduli terhadap prajurit yang bertugas di daerah. Muncul lah pemberontakan. Perjuangan ini, mendapat dukungan dari berbagai daerah yakni, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah.

PRRI di anggap oleh NKRI sebagai kelompok pemberontak yang menganggu kestabilan Nasional, pemerintah menugaskan Ahmad Yani untuk memadamkan konflik itu dan akhirnya  berhasil menumpas pemberontak. Ayah Enrico beri sanksi berupa penurunan pangkat dan dipersilakan kembali bertugas seperti semula, kejadian ini memburuk ekonomi keluarga namun kesulitannya dapat teratasi dari peternakan ayam.
Dia sangat mencintai ibunya bahkan memujanya sebagai perempuan yang cerdas, Ibu juga selalu memakai rok selutut dan sepatu pantovel hitam yang hebat itu,  sementara perempuan-perempuan yang lain memakai kebaya, baju kurung, dengan sandal atau bahkan bertelanjang kaki (hal. 4).

Suatu hari kakaknya meninggal dunia, membuat ibunya sedih. Ketika itu sang ibu mengikuti aliran Yehuva, aliran yang percaya tentang hari kiamat,  sejak mengikuti aliran ini, kepribadian sang ibu berubah. Sikap ibu yang dulu sangat di kagumi sirna. Perubahan sikap ibu karena agama yang di anut secara fanatik.

Di sisi lain sang ibu memaksa Enrico untuk mengikuti aliran tersebut, ia harus mendengarkan perkataan ibu dan taat apa yang di perintahkannya. Namun Enrico tak mau mengikuti perkataannya, apakah tidak cukup orang menjadi baik? mengapa orang harus menjadi pengkhabar, memaksakan iman kita pada waktu dan telinga orang lain? (hal. 118).

Merasa tertekan batinnya, Enrico mengambil sikap yang pertama, menolak mengikuti ajaran Yehuva, kedua, memilih sekolah di kota Bandung dan mengambil jurusan teknik, padahal ibunya menghendaki bersekolah di tanah kelahirannya, ketiga, mengeluti dunia fotografer.

Sosok sang Ibu mempengaruhi kehidupan percintaan Enrico, ia berulang kali ganti pacar namun tidak mencari istri, ia ingin bebas tanpa tekanan, bahkan ia tak mau membina rumah tangga keluarga (menikah).

Novel Cerita Cinta Enrico karya Ayu Utami, berisi tiga bagian yakni Cinta Pertama, Patah Hati, dan Cinta terakhir. Kisah nyata yang menyentuh agama, cinta disajikan secara apik.

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Modifikasi Website | cucubumi