الحمد لله الذي أنعمنا بنعمة الإيمان و الإسلام و بشريعة نبينا محمد صلى الله
عليه و سلم، أشهد ان لا إله إلا الله وحده لا شريك له و أشهد أن محمدا عبده و
رسوله، اللهم صل على سيدنا محمد و على اله و صحبه و جميع أمته و سلم، أما بعد، فيا
عباد الله أوصيني نفسي و إياكم بتقوى الله و افعلوا الخيرات و اجتنبوا السيئات
لعلكم تفلحون، قال الله تعالى:
قل اؤنبئكم بخير من ذلكم، للذين اتقَوا عند ربهم جنت تجري من تحتها الأنهار
خلدين فيها و أزواج مطهرة و رضوان من الله، و الله بصير بالعباد. الذين يقولون
ربنا إننا آمنّا فاغفر لنا ذنوبنا و قنا عذاب النار. الصابرين و الصادقين و
القانتين و المنفقين و المستغفرين بالأسحار. آل عمران: 15...17
Adalah sebuah kewajiban bagi
setiap khotib disetiap mengawali khutbah untuk mengajak dan mengingatkan para
jama'ah agar selau meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Oleh karena itu,
marilah kita bersama meningkatkan ketaqwaan kita kepada Nya dalam sebuah bentuk
perilaku menjalankan segala perintah Allah dan meninggalkan segala apa yang
dilarang oleh Nya. Apabila hal ini dapat kita wujudkan dalam kehidupan kita
sehari hari dengan rasa penuh keikhlasan maka niscaya kehidupan kita akan
senantiasa dalam naungan dan ridhoNya.
Ma’asyiral muslimin
rahimakumullah
Kita telah menapaki
pergantian tahun, terlepas itu tahun masehi yang dari pencitpaannya secara
politis disangkutpautkan dengan non muslim, sementara kita sudah memiliki tahun
sendiri, tahun hijriah. Sama halnya dengan kita tidak perlu lagi alergi dengan
bahasa Inggris misalnya, meskipun kita sudah memiliki bahasa Arab. Yang
diperlukan, kita menyikapinya dari segi sama-sama memiliki keberfungsian dan
kesepakatan umum untuk memudahkan urusan kita di dunia. Dan yang lebih penting
lagi, kita terus berusaha agar hari-hari kita tidak termasuk merugi karena
lebih buruk dari sebelumnya. Amin.
Berbicara soal bekerja atau
berusaha, setidaknya terdapat sebelas ayat dari sembilan surat yang menyebutkan
tentang usaha, yaitu:
at-Taubah: 105, Wa quli’maluu fa sayarallahu amalkum wa rasuuluhu
wal mu`minuun, wa saturadduuna ilaa ‘aalimil ghaibi was syahaadati
fayunabbiukum bimaa kuntum ta’maluun.
al-Kahfi: 79, Ammas safiinatu fakaanat limasaakiina ya’maluuna fil
bahri fa aradtu an a’iibaha wa kaana waraa`ahum malikun ya`khudzu kulla
safiinatin ghasban.
Al-Qashash: 26 dan 27, Qaalat ihdaahuma Yaa Abatis ta’jirhu, inna
khaira man ista’jartal qawiyyul amiin. Qaala inni uriidu an unkihaka ihdab
natayya haataini alaa an ta’jurani tsamaaniya hijaj, fain atmamta asyran famin
indik, wa maa uriidu an asyuqqa alaik, satajidunii insyaallahu minas saalihin.
Saba: 12-13, ... Ya’maluuna lahu maa yasyaa`u min mahaariba wa
tamaatsila wa jifaanin kal jawaabi wa quduurir raasiyaat, i’maluu aala
daawuda syukran, wa qaliilun min ibaadiyas syakuur.
as-Shaffat: 61, Limitsli hadza falya’malil aamiluun
Az-Zumar: 39, Qul yaa qaumi’maluu ala makaanatikum innii aamilum
fasaufa ta’lamuun.
al-Fushilat: 5, Wa qaalu quluubuna fi akinnatin mimma tad’uuna ilaihi wa fi
aadzanina waqrun wa min bainina wa bainika hijabun fa’mal innana amilun
Al-Insyiqaa: 6, Ya ayyuhal insanu innaka kadihun ila rabbika kadhan
famulaaqih
dan Al-Ghasiyah: 3. Amilatun nasibah
Ayat-ayat tadi dapat kita
baca dan telaah sendiri lebih dalam dari berbagai tafsir yang ada. Penyebutan
kata berusaha/bekerja itu dapat dimaknai sebagai tugas dan fitrah manusia pula.
Jamaah jum’ah rahimakumullah
Diceritakan, salah seorang
santri bertanya kepada Kiai Hasyim Asyari: “Maaf Kiai, bukankah kemiskinan itu
bisa membuat kita setiap saat bisa menikmati makna sabar? Dan dengan begitu
bukankah hal itu menjadi lumbung kita mengumpulkan pahala setiap saat?”
Dengan arif, Kiai Hasyim
Asyari menanggapi, bahwa sabar tidak hanya dimiliki oleh orang susah atau
miskin, tetapi juga oleh orang yang mampu. Bahkan kekayaan atau berkelimpahan
nikmat justru mengharuskan orang harus lebih bersabar. Sebuah hadis
menyebutkan: kaadal faqru an yakuuna kufran (kefakiran itu dekat dengan
kekafiran). Bahwa kondisi miskin dan fakir bisa jadi mendekatkan pada perilaku
kufur. (Dapat ditarik kesimpulan, bahwa sebenarnya Kiai Hasyim lebih condong
untuk bekerja keras lalu bersabar, daripada hidup miskin dan bersabar).
Kiai Hasyim juga menafsirkan
ayat alladzina ‘amanu wa’amilu salihat (orang-orang yang beriman dan
beramal saleh). Amilussalihat bagi Kiai Hasyim tidak sekedar melakukan ibadah
ritual, tetapi juga ibadah sosial, dan bekerja adalah salah satu bentuk sosial
yang nyata. Dengan bekerja eksistensi hidup manusia menjadi ada dan hadir.
Sayyidina Umar ibn Khattab
pernah menjawab orang yang memahami tawakal dan sabar kepada Allah sepenuhnya
tanpa ikhtiar dengan kalimat: “Allah tidak akan menurunkan emas dari langit”.
Jamaah jum’ah rahimakumullah
Jika ada lagi yang
berpendapat bahwa hidup miskin dan sabar mengikuti jejak langkah para sufi atau
ahli tarekat. Kiai Hasyim menjawab, bahwa para ulama besar dan kaum sufi malah
menekankan pentingnya bekerja atau memiliki pekerjaan. Tidak jarang para ulama
menangani sendiri perdagangan, pertanian, dan lain sebagainya. Hal ini bukan
tanpa sebab, karena Kanjeng Nabi Muhammad pun adalah juga seorang pedagang.
Imam Abu Hanifah salah satu
imam madzhab empat adalah pedagang kain yang rajin. Ia dijuluki al-Bazzar
(tukang kain), tokonya besar dan ia turut melayani sendiri pembeli. Di
sela-sela tiada pembeli Imam Abu Hanifah akan mengisi waktunya dengan membaa
kitab atau memberi fatwa. Demikian pula ayah Imam Ghazali yang masyhur,
merupakan pemintal benang. Syaikh Sari al-Saqathi, yang merupakan sufi besar
adalah saudagar bangunan. Imam Abu Qasim al-Junaidi memiliki toko pemotong kaca
dan melayani sendiri para pembelinya. Mereka semua bekerja bukan karena mereka kedunyan,
tetapi karena memang demikian perintah Islam, bekerja.
Satu lagi tokoh sufi besar,
Imam Qusyairi, penulis risalah Qusyairiyah, misalnya. Kesibukannya setiap pagi
adalah berangkat dari rumah ke toko dengan membawa bekal makanan berupa gandum
lalu di tengah jalan beliau membeli beberapa potong roti. Menjelang dzuhur ia
pergi ke masjid, setelahnya kembali ke tokonya. Para pedagang dan keluarga di
rumah tidak banyak yang tahu kalau beliau setiap hari berpuasa. Mereka mengira
ia sarapan di tokonya karena toh ia membeli roti, dan orang rumahnya mengira ia
juga makan di tokonya di pasar karena selalu membawa bekal. Padahal bekal dan
rotinya ia sedekahkan ke orang lain. Beliau melakukan hal ini tak kurang selama
dua puluh tahun.
Jamaah jum’ah rahimakumullah
Tentu masih banyak contoh dan
suri teladan dari para tokoh besar untuk giat bekerja. Kiai Hasyim Asyari juga
demikian, termasuk tokoh yang tidak hanya mengajar para santri dan bergelut
dengan kitab. Beliau berangkat dari awal menebus dan membeli tanah untuk
digarap sebagai lahan perkebunan dan peternakan bersama santri. Oleh karenanya,
tidak ada alasan bagi kita untuk bermalasmalasan.
Semoga ada
manfaatnya. Selamat menapaki tahun baru, mari terus bekerja dan bersabar.
و العصر إن الإنسان
لفى خسر إلا الذين آمنوا و عملوا الصالحات و تواصو بالحق و تواصوا بالصبر
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ
اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ
وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ
وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ
اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ
سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ
وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًااَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ
اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَىوَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ
اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ
بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ
النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا
تَسْلِيْمًا.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ
وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ
عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ
بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ
بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا
اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَاَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ
اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ
وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ
مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ
اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ
وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ
اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ
لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ
ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ
وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !