Doa dan Amin 40 Orang

Tuesday, 18 August 2020

 

الحمد لله ثمّ الحمد لله ، الحمد لله الذي هدانا لهذا وما كنّا لِنَهْتَدِيَ لولا أن هدانا الله ، وما توفيقي ، ولا اعتصامي ، ولا توكّلي إلا على الله ، وأشهد أن لا إله إلا الله ، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، إقرارًا برُبوبيَّته ، وإرغامًا لمن جحد به وكفر ، وأشهد أنّ سيّدنا محمّدًا صلى الله عليه وسلّم رسول الله سيّد الخلق والبشر ما اتَّصَلَت عين بنظر ، وما سمعت أذنٌ بِخَبر .اللَّهمّ صلّ وسلّم وبارك على سيّدنا محمّد ، وعلى آله وأصحابه ، وعلى ذريّته ومن والاه ومن تبعه إلى يوم الدّين ، اللَّهمّ ارْحمنا فإنّك بنا راحِم ولا تعذّبنا فإنّك علينا قادر ، والْطُف بنا فيما جرَتْ به المقادير ، إنَّك على كلّ شيءٍ قدير ، أَمَّا بَعْدُ ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِىْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. .قال تعالى ﴿وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ﴾ و قال أيضا: وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ (60)

 

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah

Pertama, mari kita mengingatkan pribadi kita masing-masing untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah, utamanya dengan senantiasa berusaha menjalani segala perintah Allah an menjauhi larangannya. Salawat erta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang senantiasa kita harapkan syafaatnya di yaumul qiyamah.

 Jamaah rahimakumullah

Dalam berbagai kesempatan, barangkali kita sudah pernah mendengar tentang waktu-waktu yang mustajabah untuk berdoa. Di kesempatan lain, kita juga barangkali sudah pernah mendengar penyebab-penyebab tidak atau belum dikabulkannya doa secara akhlak dan tasawuf. Pada kesempatan jumat ini mari secara ringkas membahas tentang doa berjamaah.

 Doa jika dikaji merupakan esensi dari ibadah. Berangkat dari firman Allah: Tidak kuciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu. Tugas utama manusia adalah beribadah kepada Allah. Nabi menyatakan: doa adalah otak/pusatnya ibadah. Maka bisa dimaknai secara dangkal, bahwa Allah mencipta jin dan manusia untuk “berdoa”. Doa yang diajarkan Nabi sebagai ibadah di antaranya adalah salat, Nabi menyatakan: salat adalah doa. Bacaan di dalam solat penuh dengan redaksi doa. Kemudian tujuan salat adalah untuk mengingat Allah/berdzikir, dan dzikir yang paling utama adalah la ilaha illallah, atau kalimat tauhid, yaitu untuk mengesakan Allah. Dengan demikian, doa bukanlah hal yang sepele.

Berdoa dan menuaikan salat adalah sebuah bentuk, bisa dilihat dan disaksikan. Sehingga bisa saja diartikan bahwa berdoa dan salat adalah sebuah pertunjukan. Akan tetapi pertunjukan untuk siapa, tergantung pada niat kita. Jika semata untuk pamer, tidak lillahi ta’ala, maka akan menjadi pertunjukan semata. Akan tetapi, jika didasari dengan kesadaran sebagai hamba Allah, yang diperintah, maka berdoa dan salat adalah sebuah persembahan dari hamba kepada Tuhannya. Maka mari belajar memberikan persembahan yang terbaik. Setelah kita belajar berdoa dan salat sebagai bentuk persembahan terbaik, maka insyaallah, perbuatan kita dalam keseharian akan terbawa untuk menjadi persembahan terbaik pula, baik itu bekerja, mengurus keluarga, bermasyarakat, dan lain sebagainya sebagai bentuk lain dari ibadah.

و ما خلقت الجن و الإنس إلا ليعبدون

و ما خلقت الجن و الإنس إلا للدعاء – الدعاء مخ العبادة

و ما خلقت الجن و الإنس إلا للصلاة – الصلاة الدعاء

و ما خلقت الجن و الإنس إلا لذكري – الصلاة لذكري

و ما خلقت الجن و الإنس إلا للتوحيد – أفضل الذكر (لا إله إلا الله) – التوحيد

 Jamaah jumah rahimakumullah

 Kembali ke persoalan doa. Barangkali sebagian dari kita pernah mendengar atau ingat ucapan atau nasehat orang-orang tua semisal: “Hei, jangan bertinkah aneh-aneh seperti orang gila, nanti kalau ada wali lewat mengaminkannya, kamu bisa menjadi gila sungguhan”. Atau redaksi lain: “jika ada 40 orang sepakat menyatakan kau gila, bisa-bisa kau jadi gila sungguhan.”

 Angka 40 atau wali ini barangkali bisa saja dianggap mitos atau olok-olok semata. Akan tetapi, angka 40 bisa dicari dan dilacak sebagai penanda penting dalam urusan beribadah dan beragama. Semisal, nabi Musa menunggu 40 hari sebelum mendapat pesan penting dari Allah; nabi Isa beribadah 40 hari untuk dekat kepada Allah; hadis-hadis yang menceritakan bahwa siapa yang ikhlas selama 40 hari maka akan muncul hikmah pada lisannya; atau siapa yang 40 hari berjamaah dan mengetahui takbiratul ihram imam maka akan dibebaskan dari api neraka dan kemunafikan; dan lain sebagianya. Bahkan bilangan 40 orang juga dalam madzhab syafii disyaratkan harus dipenuhi untuk mendirikan salat jumat.

 Dalam hadis lain yang dianggap lemah, tetapi barangkali pernah kita dengar atau mungkin dianggap mitos adalah, barangsiapa yang berdoa dan diaminkan 40 orang niscaya akan diterima sebagaimana doanya wali. Atau redaksi lain, jika ada 40 orang yang mengaminkan doa, maka akan muncul satu wali yang ikut mengamini. Sedangkan wali itu kekasih Allah, yang mudah diterima permohonannya. Terlepas dari tingkatan hadis ini, secara nalar barangkali bisa kita rasakan dan buktikan, bahwa doa yang dipanjatkan bersama-sama, insyaallah akan lebih didengar Allah. Barangkali senada dengan hal ini, tidak ada salat dan berdoa meminta hujan yang tidak berjamaah.

 Ditarik kembali ke awal, momen salat jumat adalah salah satu momen mustajabahnya doa. Mari perbanyak berdoa. Momen salat jumat juga momen berkumpulnya banyak orang berniat beribadah dan mendekat kepada Allah. Lalu, bukankah eman-eman (sayang) jika setelah salat jamaah jumat, imam memimpin doa, lalu jamaah banyak yang bubar tidak ikut mengaminkan? Bolehlah kita sebagai makmum selepas salam berdoa sendiri lalu pergi, tetapi bahwa cara beribadah dan berzikir yang dilakukan secara turun temurun ini tentu memiliki tuntunan, jika pun tidak ketemu dalil dasarnya, tetapi ketemu dari guru-guru, kiai, dan seterusnya hingga mengikut pada para tabiin, sahabat, dan tentu saja Nabi.

 Jamaah jumah rahimakumullah

Di awal sudah kita bahas berdoa berjamaah. Akan tetapi, berdoa tidak hanya dalam momen berjamaah atau di masjid saja, melainkan dimanapun dan kapanpun kita boleh memanjatkan doa. Doa bisa dimaknai beribadah menjalankan perintah Allah dengan firmanNya:

 وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

 Sekaligus doa juga dapat dimaknai sebagai perwujudan kita sebagai hamba meminta dan memohon kepada Pencipta, atas segala pinta. Dengan berdoa, kita juga menyadari posisi, bahwa kita adalah hamba. Sebaliknya jika kita enggan berdoa, dikhawatirkan kita menjadi golongan orang-orang yang sombong, takabur, dan dalam ayat al Ghafir 60 di atas diancam masuk jahannam, naudzubillah.

 Jamaah jumah

Jika ada yang menyatakan bahwa saya tidak mahir berbahasa Arab, saya tidak fasih, dan lain sebagainya, sehingga saya malu memimpin doa selepas jamaah di rumah bersama isteri dan anak saya, terlebih di depan jamaah lain, maka kita perlu bongkar lagi pemahaman ini.

 Sungguh Allah mengerti segala macam bahasa. Jika kita bisa mengunakan redaksi Arab, maka Alhamdulillah, tetapi jika kita bisanya masih mengunakan redaksi bahasa Indonesia atau bahasa daerah, maka tetap Alhamdulillah. Poinnya bukan pada redaksi bahasa Arab yang kita gunakan, tetapi pada doa yang kita panjatkan. Jika dengan bahasa Indonesia atau bahasa daerah kita bisa lebih paham dan lebih khusyuk, kenapa tidak?

 

Dalam berdoa kita diminta untuk berharap-harap cemas (QS 21:90). Artinya, kita berharap doa kita akan dikabulkan, namun disisi lain kita juga cemas kalau-kalau doa ini tidak dikabulkan. Gabungan perasaan inilah yang menjadi etika dalam berdoa. Kita tidak terlalu yakin pasti akan dikabulkan, namun juga tidak putus asa. Etika lainnya adalah kita diperintah berdoa dengan merendahkan diri dan dengan suara yang lembut (QS 7:55). Kalau kita jalani etika berdoa ini insya Allah hati kita akan tergetar dan seringkali tanpa sadar air mata menggantung di pelopak mata. Pendek kata, mari terus berdoa baik dalam keadaan sehat-sakit, suka-duka, kaya-miskin, berdiri-duduk-berbaring, pagi-siang-malam

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ

 Khotbah II


اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، وَأَحُثُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحًمُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ اْلقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَاأَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ، وَقاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ. صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ وَصَدَقَ رَسُوْلُهُ النَّبِيُّ الْكَرِيْمُ وَنَحْنُ عَلَى ذلِكَ مِنَ الشَّاهِدِيْنَ وَالشَّاكِرِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.  
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْياَءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَقَاضِيَ الْحَاجَاتِ.
رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار.
عِبَادَ اللهِ! إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ، فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ  وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

 

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Modifikasi Website | cucubumi