Dangdut Budaya Indonesia

Sunday, 13 October 2019


Oleh Fathurozi

Presiden Soekarno ikut andil dalam mempopulerkan musik dangdut. Saat itu bapak proklamator mengecam pengaruh budaya barat yang berbau komersial yang menjajah musik india dan timur tengah. Dengan sikapnya, dangdut hadir sebagai bentuk diolag antar budaya global. (hlm. 74-86).
Pada tahun 70-an musik dangdut dianggap musik orang urban, lambat laun dangdut unjuk gigi kepermukaan melalui televisi pendidikan indonesia (TPI) musik ini semakin populer, orang kelas menengah ke atas menjadi penggemarnya. Kepopuleran dangdut dimanfaatkan politisi untuk menghalang massa karena dangdut telah merakyat.

Awal tahun 1960-1970 musik dangdut disebut sebagai rock dangdut yang dimotori oleh Rhoma Irama, Mara Karma, dan Nano Romansya. Selanjutnya pada era 1990-2000 musik dangdut terbagi dalam pop dangdut, disco dangdut, dangdut standar, dangdut Mandarin, dan dangdut daerah (hlm180). Tahun 1980-an syair-syair dangdut cenderung berlirik nestapa dan identik dengan goyangan.

Dangdut yang bercirikan goyangan tak mendapatkan hak syiar di televisi pemerintah (TVRI) tahun 1992. Karena penyanyi dangdut perempuan dalam bergoyang terlalu fulgar, semisal judul lagu “gadis atau janda dan “jagung bakar” dicekal pemerintah dianggap memperburuk citra bangsa (hlm 188).

Buku berjudul Dangdut: Musik, Identitas, dan Budaya Indonesia mencoba mengupas para pedangdut Indonesia seperti Rhoma Irama, Elvy Sukaesih, Mansyur S, Munif Bahasuan, A Rafiq, Ellya Khadam, Rita Sugiarto, Camelia Malik dan pedangdut lainnya termasuk musik dangdut yang begitu tenar. Dari sini diketahui lika liku perjalanan dangdut di Indonesia.

Rhoma Irama yang konsisten melestarikan musik dangdut yang mengadung pesan moral. Bagi Rhoma musik dangdut tidak semata-mata dijadikan hiburan tapi gunakan media dakwah (hlm 11). Raja dangdut memiliki 307 judul lagu, adapun perinciannya yaitu pertama 150 judul lagu berisi tentang wejangan apa artinya menjadi manusia. Kedua  57 judul lagu, menyampaikan akhlak religius yang kuat. Ketiga 29 judul lagu tentang akhlak tanpa membedakan agama. Keempat 20 judul lagu tentang percintaan. Kelima 24 judu lagu, mengisaratkan kehidupan masyarakat dan politik. Terakhir 20 judul lagu kehidupan sehari-hari (hlm.100).

Dengan tebal 302 halaman yang ditulis Andrew N. Weintraub, merupakan buku hasil penelitian tentang genre musik dangdut termasuk  jenis musik yang belum tergarap secara mendalam oleh sarjana Indonesia. Dia mengatakan alat-alat musik  dangdut hasil dari akulturasi budaya melayu, eropa, india dan timur tengah .

Pada Bab tujuh mengungkap fenomena goyang ngebor, iman bocor, Islam, politik tubuh, dan dangdut pasca-Soeharto. Goyang heboh Inul Daratista mendapatkan kecaman dari berbagai pihak yakni Goyang ngebor Inul di fatwakan haram oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), Majelis Mujahidin beserta ormas-ormas Islam memprotes keras acara ditelevisi swasta yang bertajuk “Duet Maut. Bahkan superstar dangdut Indonesia (Rhoma) mengutuk keras aksi Inul karena bertentangan dengan akidah Islam (hlm200-201).

Ketika Inul manggung di Kalimantan Selatan, Ia bertemu guru Ijai, seorang kiai karismatik yang sangat dihormati masyarakat Kalimantan, bahkan seluruh Indonesia. Guru Ijai menganggap inul seperti anaknya sendiri, Ia mendoakan Inul, semoga Inul dapat masuk surga, tidak menghiarukan gunjingan atau apapun yang terjadi. Jalan terus karena kamu bekerja mencari nafkah. (hlm.219).

Buku ini secara khusus merupakan sumbangan besar dari seorang Weintraub, seorang musikolog dari University of Pittsburgh, Amerika Serikat. Ia berjasa besar telah meneliti dangdut secara mendalam, baik dangdut sebagai musik rakyat. Musik sesungguhnya memiliki beberapa fungsi.
Buku ini memberikan informasi yang amat penting bagi yang ingin meneliti dangdut dan dapat dijadikan referensi.  Namun data-data yang telah diperoleh kurang dikaji secara mendalam. Setidaknya hadirnya buku ini dapat memberi jalan bagi mereka yang ingin menggeluti genre musik dangdut.   

Diresensi Oleh Fathurozi, Staf Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang


Identitas Buku
Judul : Dangdut: Musik, Identitas, dan Budaya Indonesia
Penulis : Andrew N. Weintraub
Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia,
Cetakan : Pertama April 2012,
Halaman : x + 302
ISBN : 9789799104373

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Modifikasi Website | cucubumi