Jalan Terjal Lahirnya Refomasi

Thursday, 22 August 2019


Oleh Fathurozi

Pada tanggal 11 Mei 1998 dalam forum maiyahan Padhang mBulan di Jombang Cak Nun mengajak jamaah melantunkan wirid dan dzikir bersama. Kemudian dilanjutkan pembacaan hizib Nashr oleh Ibu Chalimah. Soeharto presiden RI hanya mendapatkan kesempatan satu kali lagi untuk mendapatkan indzar dari Allah dan peringatan dari rakyatnya.

Sebelum gerakan mahasiswa turun ke jalan menuntut Soeharto untuk mundur. Forum Padhang mBulan sejak dulu melontarkan teriakan-teriakan mengecam kebijakan Soeharto. Namun teriak-teriakannya kurang mendapat tempat di media massa. Mungkin media takut untuk meliput karena saat itu tidak ada yang berani berurusan dengan Orde Baru.

Lahirnya reformasi ditandai dengan turunnya Soeharto tanggal 21 Mei 1998. Kemudian digantikan B.J. Habibie. Namun  pemerintahannya tidak berlangsung lama karena Habibie dianggap produk Orde Baru. Pada 19 Oktober 1998 diadakan sidang umum MPR bertujuan merespon pidato pertanggungjawaban B.J. Habibie. Ternyata pidato pertanggungjawabannya di tolak. Kemudian menetapkan KH. Abdurrahman Wahid sebagai Presiden. Namun pemerintahan Gus Dur kandas ditengah jalan melalui sidang Istimewa. Terakhir, mengangkat Megawati Soekarno Putri sebagai presiden ke 5 sejak 23 Juli 2001.

Buku berjudul “Saat-saat Terakhir Bersama Soeharto” Karya Emha Ainun Nadjib menceritakan kondisi pemerintahan Orde baru. Bertepatan tanggal 16 Mei 1998, beberapa tokoh nasional seperti Nurchalis Madjid (Cak Nur), Utomo Dananjaya, Emha Ainun Nadjib (Cak Nun), Ekky Syahruddin dan Fahmi Idris mengadakan pertemuan di Hotel Regent, Jakarta. Pertemuan ini didasari atas kondisi bangsa yang memprihatinkan. Pertemuan itu menghasilkan Draft dengan judul  “Khusnul Khatimah”.

Draft itu berisi pertama reformasi dalam kerangka sistem Orde Baru. Kedua Reformasi dalam kerangka sistem yang sama sekali lain dari sistem Orde Baru. Artinya soeharto akan digantikan oleh orang lain. Ketiga reformasi melalui proses pergantian kekuasaan politik kudeta. Keempat, reformasi jalan tengah yang melibatkan tokoh-tokoh reformasi dengan membentuk sebuah lembaga semacam dewan negara. Hendaknya pak Harto memilih khusnul khatimah dengan mengembalikan kekuasaanya kepada rakyat, umpamanya melalui dewan negara, (halaman 15).

Cak Nun tokoh yang sangat kritis terhadap kebijakan-kebijakan Orde Baru. Namun tiba-tiba berdamai dengan Soeharto. Kemudian Cak Nun dan Soeharto ngobrol di Istana. Bahkan Cak Nun yang mengajari Soeharto untuk mengucapkan “Tidak Jadi Presiden, tidak Patheken”.  Jangan membayangkan kalau Pak Harto diganti lantas semuanya beres. Jangan disangka kalau reformasi terlaksana, semuanya akan berjalan seperti yang kita harapkan, (halaman 25).

Buku dengan tebal 192 halaman ini, merekam upaya-upaya dan dialog yang dilakukan Emha Ainun Nadjib dan para tokoh reformis lainnya dengan pemerintah dalam membuka jalan menuju Indonesia yang lebih demokratis.

Bangsa Indonesia menghadapi tiga kemungkinan keadaan yakni. Pertama, semua omong reformasi, tetapi saling tidak jelas sehingga bersifat monolog-monolog dan tidak kunjung tercapai titik temu. Kedua, gerakan pro reformasi akan memuncak sampai ke upaya penggulingan presiden Soeharto dengan asumsi bahwa rakyat atau mahasiswa tidak percaya MPR/DPR maupun eksekutif. Terakhir, ABRI akan mengambil sikap, mengambil alih keadaan dengan konsepnya sendiri, kemudain mungkin terjadi polarisasi. bisa jadi ada negosiasi den kompromi, bisa juga akan berbenturan dan korban akan berjatuhan, (halaman 11).

Buku ini layak dibaca karena mengungkap lika-liku perjalanan bangsa Indonesia yang penuh intrik perebutan kekuasaan. Pembaca disuguhi saat-saat Soeharto meletakan jabatannya, bahkan tokoh nasional terlibat langsung dengan memberikan saran pada Soeharto untuk mengakhiri jabatannnya.

Dirensi Fathurozi Staf Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang


Identitas Buku
Judul               : Saat-saat Terakhir Bersama Soeharto
Penulis             : Emha Ainun Nadjib
Penerbit           : Bentang Pustaka Yogyakarta
Cetakan           : 1. 2016
Tebal               : 192 Halaman
ISBN               : 978-602-291-206-4

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Modifikasi Website | cucubumi