Mitos, Akik dan Presiden

Friday, 24 April 2015

Oleh Fathurozi
Bagi orang kejawen, akik memiliki kekuatan magis. Akik mempesona anak muda, orang tua, tak ayal mereka ramai-ramai memburunya. Dulu akik hanya di pakai para sesepuh, paranomal, priyayi, dan tokoh agama.
Daya tarik batu akik  tak sekadar motif unik dan indah, tetapi memiliki kekuatan mistis. Kekuatan gaib yang berada di batu akik, ada yang secara alami, ada pula yang sengaja di isi. Konon batu akik memberikan manfaat bagi pemakainya. Semisal, Batu mirah delima (Menghilangkan racun), batu akik kecubung (memudahkan pergaulan), Batu akik amber (memancarkan karisma), Batu zamrud (mendatangkan kesejukan batin), dan sebaginya.
Dalam buku berjudul Finger Rings: From Ancient Egypt to the Present Day karya Gerald Taylor dan Diana Scarisbrick (1978). Cicin bergambar scarab yang dianggap suci sudah di pakai orang-orang mesir kuno pada periode kerajaan lama (2686-2181 SM). Pada kerajaan pertengahan (2000- 1700 SM), berbagai variasi cicin bermunculan, bahkan pemakaian cicin dijadikan tradisi oleh masyarakat mesir kuno.
Pada zaman Yunani hingga mesir kuno juga memuliakan batu karena indahan dan keunikan saja, tetapi zaman ini juga menganggap batu-batuan ini memiliki kekuatan magis. Di Barat, kepercayaan pada kekuatan batu ini bertahan hingga Abad Pertengahan ketika rasionalisasi ilmu mereka menyingkap mekanisme pembentukannya di alam, dan upaya peniruannya di laboratorium mulai dilakukan. (http://sains.kompas.com, 16/2/2015)
Kekuatan sebuah batu juga pernah di alami penulis,  dulu waktu kecil ketika kebelet buang air besar, orang tua bilang ambil satu batu, lalu di masukan ke kantong celana atau di pegang, seketika berhasil menahannya. Mungkin itu hanya segesti sesaat atau mitos yang selalu didengung-dengungkan orang tua.
Mitos diciptakan untuk mendukung kebenaran, sehingga masyarakat secara membabi-buta mendukungnya, bahkan mitos membenarkan membenarkan realita kehidupan sehari-hari. Mitos seakan-akan tak ada jarak antara realitas dengan mitos. Ada kesan mitos mengambil peran rasio.
Menurut Ernst Cassirer (1990), Mitos dianggap sebagai khaos-seonggok gagasan yang tidak koheren dan tanpa bentuk. Mencari “penalaran” dibalik gagasan-gagasan itu terasa amat sisa-sia. Mitos memiliki ciri “tiadanya sebab atau alasan”. Lanjut Cassirer misteri-misteri ini dalam mitos bukan bertentangan dengan rasio, tetapi penyempurna rasio.
Ternyata presiden dan wakil presiden Indonesia juga mengenakan batu akik, mulai dari Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid (Gusdur), Megawati Soekarno Putri, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Muhammad Jusuf Kalla, Hamzah Haz. Hal ini terbukti dari foto-foto yang beredar di internet. Bahkan Jokowi juga mengoleksi batu akik dari Aceh, (http://bisnis.news.viva.co.id, 16/2/2015).

Soeharto yang menjadi presiden 32 tahun, SBY yang menjabat dua periode ada kaitannya dengan kuatan magis akik? atau Gusdur yang dipaksa turun tahta juga sebabkan oleh akik? Keberhasilan atau tidak seseorang menduduki jabatan, ditentukan diri sendiri. Akik hanya aksesoris jari tangan, jika akik mengandung kekuatan magis, semata-mata kekuatan itu dimunculkan oleh pemiliknya. 
Penulis Adalah Staf Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang

Dimuat Koran Jateng Pos, Rabu 08 April 2015

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Modifikasi Website | cucubumi