TEGAL dikenal dengan warung tegal (warteg), keberadaan warteg yang merajai bisnis makanan di kota-kota besar Indonesia, bersaing dengan Rumah Makan Daerah lain. Meskipun Tahu Aci tidak terkenal seperti warteg, tetapi makanan ringan ini, cukup digemari masyarakat dari luar daerah.
Orang-orang
yang berkunjung ke Kota Tegal, tidak makan Tahu Aci rasanya rugi karena
memiliki rasa khas sendiri dan membikin rindu penikmatnya. Penikmatnya
baik orang asli Tegal ataupun orang yang kebetulan melewati jalur
pantura sudah dipastikan akan mencarinya.
Tahu
Tegal, dibawah oleh pedagang dari China, sekitar tahun 1940-an,
pedagang itu, mengajari pembuatan tahu pada penduduk pedukuhan
Pesalakan, Adiwerna, Tegal. Mula-mula masyarakat
kurang tertarik menekuni usaha tahu. Seiring perkembangan zaman, Tahu
Pesalakan dikonsumsi sehari-hari masyarakat Tegal, melihat peluang ini,
penduduk setempat beralih profesi menjadi perajin tahu.
Di
Adiwerna kurang lebih 600 Kepala Keluarga yang mengeluti profesi ini,
banyaknya usaha tahu, ikut menunjang perekonomi masyarakat setempat, jika pesanan banyak tak segan-segan perekrutan tenaga kerja dari luar daerah.
Setiap perajin tahu rata-rata dapat menghabiskan 30-70 kg kacang kedelai, kita bisa
membayangkan berapa banyak produk tahu yang dihasilkan, tidak salah
jika kawasan itu, di sebut penghasil tahu terbesar di Tegal.
Tahu kuning banyak dicari penjual Tahu Aci, Tahu Chicken karena rasanya yang gurih, empuk dan hanya tahu khas Tegal
saja yang bisa di buat makanan Tahu Aci dan walaupun resepnya sama,
bila Tahu Aci dimasak bukan orang Banjaran asli, maka rasanya akan
berbeda
Ketika
tahun 1997, Indonesia dilanda krisis moneter, tidak hanya pengusaha
besar saja yang merasakan tetapi pengusaha kecil juga terkena dampaknya,
seperti perajin tahu tidak mampu membeli kacang kedelai, karena naik
dua kali lipat. Masa serba sulit, perajin tahu cukup tertolong dengan
adanya program subsidi yang dicanangkan pemerintah.
Tahu Chicken
Maraknya
pedagang kaki lima yang menjual makanan siap saji seperti Kentucky
Fried Chicken, Stik, Spageti di Kota Tegal, menginspirasikan para
pedagang Tahu Aci, para penjual tahu aci mencoba memodifikasi tahu
menjadi makanan asal Amerika yakni, Kentucky Fried Chicken. Jika bahan
baku Fried Ckhicken dari daging ayam, maka daging ayam diganti Tahu, orang Tegal menyebut Tahu Chicken.
Tahu Chicken merupakan jajanan anyar
khas Tegal, makanan ini, baru dikenal masyarakat pada pertengahan tahun
2009, kota yang terkenal dengan "Jepang indonesia", kehadiran Tahu Chicken, dapat
merebut pelanggan Tahu Aci.
Harga
Tahu Chicken perkisar 500-1000 perbuah, Bila dibandingkan dengan harga
Fried Chicken yang dijual pinggiran jalan berkisar 2500-4.500. harga
boleh murah, rasanya tidak kalah dengan makanan asal Paman Sam itu.
Perbedaanya lebih menyolok terletak pada bahan baku ayam dengan tahu.
Konsumsi masyarakat Tegal terhadap makanan berdaging bisa dibilang tinggi, konsumsi pangan hewani mencapai
71 persen dari nilai standar 100 persen, ini melebihi tingkat konsumsi
pangan hewani di Jawa Tengah yang 63 persen, namun tingkat konsumsi
buah-buahan baru 60 persen. Tidak salah jika pedagang Fried Ckhicken
marak di Tegal bahkan masuk perkampungan.
Ketakutan
pejual tahu aci kehilangan pelanggan, untuk merebut pelanggannya, para
pedagang menciptakan Tahu Chicken dengan tujuan agar pelanggan makanan
berdaging berpaling ke makanan khas Tegal ini. Sebaiknya pemerintah
membatasi penjualan makanan berdaging dan lebih mengutamakan makanan yang bergizi.
Selain
Tahu Chicken Kota Tegal juga terkenal makanan yang khas daerah yakni,
kacang klitik, pongkol setan, alu-alu, pilus, martabat, lengko dan sebagainya. Dengan
banyaknya makanan khas yang dimiliki Tegal menjadikan suatu kebanggaan
tersendiri, tetapi makanan tersebut sering dijual oleh pedagang kaki
lima di tepi jalan penghubung kota lain.
Pemerintah
Tegal, kurang memperhatikan pedagang makanan khas Tegal, sehingga
penjual makanan terkesan kumuh, kurang menarik pembeli dan terkesan
tidak terjamin kesehatannya karena terkenah debu kendaraan bermotor.
Sebaiknya pemerintah menyediakan tempat khusus untuk menampung pedagang
kaki lima yang berjualan makanan khas Tegal itu.
Dengan
adanya tempat ini, pemerintah dapat mengawasi produksi dan menjamin
kualitas makanan yang dijual sehingga masyarakat tidak ragu-ragu
membelinya, masyarakat luar yang berkunjung ke wisata, PAI, Purin, Waduk
Cacaban, pemandian Air Panas Guci dapat mampir sejenak melepas lelah
sambil menikmati menu makanan khas kota Tegal.
Selama
ini Tegal, belum mempunyai tempat yang khusus menjual makanan khas
Tegal seperti kota-kota lain di Indonesia, padahal tempat itu,
memudahkan masyarakat Tegal yang pulang dari bekerja di daerah lain
(merantau), sekedar kopi break dengan makanan asalnya. Selain itu, para pengemar wisata kuliner lebih mudah menemukan makanan yang di cari.
Dengan
terciptanya tempat pusat makanan khas Tegal, selain pemerintah
mendapatkan pemasukan dari wisata alam, juga memperoleh pendapatan dari
wisata kuliner, sehingga Tegal akan terkenal sebagai pusat kuliner yang
banyak didatangi wisatawan domestik maupun mancanegara yang gemar
berwisata.
Saya mau buka bisnis tahu aci di daerah tangerang selatan. tapi sulit mencari bahan baku tahu seperti tahu banjaran. apakah bisa suplai barang ke tempat saya?
ReplyDeletealamat email saya masbroto1987@gmail.com